Kesehatan

Penjelasan Medis terkait Larangan Meniup Makanan atau Minuman Panas

Sel, 18 April 2023 | 12:00 WIB

Penjelasan Medis terkait Larangan Meniup Makanan atau Minuman Panas

Ilustrasi meniup makanan (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online
Rasulullah melarang umatnya untuk meniup makanan atau minuman karena bisa membawa dampak buruk pada kesehatan. Mengenai hal ini, dr Muhammad Fadli memberikan penjelasan medis terkait larangan tersebut.


"Ada beberapa alasan yang menyebabkan Rasulullah saw melarang perbuatan tersebut (meniup makanan atau minuman panas)," ungkapnya sebagaimana tayang dalam video tayangan Meniup Makanan atau Minuman menurut Dokter Muhammad Fadli di Youtube NU Online, diakses Selasa (18/4/2023).


Pertama, kata dia, dengan meniup makanan atau minuman panas, akan terjadi proses transfer sejumlah unsur negatif yang ada dalam mulut menuju makanan atau minuman.


"Sudah tentu kita mentransfer bakteri, kuman, virus, atau pun lain sebagainya, dari mulut kita menuju makanan," tambahnya.

 

Dampaknya, makanan atau minuman yang sudah ditiup itu akan terkontaminasi dengan bakteri atau virus mikroorganisme. Menurutnya, jika makanan atau minuman itu dikonsumsi tentu akan akan menimbulkan bahaya pada kesehatan.


"Bahayanya adalah tatkala bakteri yang terjebak pada makanan tersebut dan dimakan oleh orang lain, sudah tentu di sini terjadi penularan penyakit pada orang lain," urainya.


Ia juga mengingatkan kepada para orang tua, khususnya ibu-ibu yang sering menyuapi anaknya untuk tidak meniup makanan yang akan dikonsumsi oleh anak-anak. Awalnya ingin memberikan kenyamanan pada mulut anak, namun ternyata malah memberikan penyakit pada tubuh anak.

 

Kedua, meniup makanan atau minuman panas dapat meningkatkan kadar keasaman makanan atau minuman. Dijelaskannya, hal itu terjadi karena ada reaksi antara H2O dengan CO2 yang membentuk senyawa asam baru yaitu asam bikarbonat.

 

"Senyawa asam bikarbonat inilah yang dapat meningkatkan tingkat keasaman bagi makanan atau minuman tersebut," ujarnya.

 

Menurut Dokter Fadli, ketika senyawa bikarbornat ini dikonsumsi secara terus menerus, keseimbangan pH atau keasaman dalam tubuh manusia akan terganggu.

 

Mengingat hal tersebut, ia mengajak kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu yang biasa menyuapi anaknya untuk tidak meniup makanan atau minuman yang masih panas. Jika terdesak, misalnya makanan atau minuman itu harus segera dikonsumsi, menurutnya lebih baik dikipas secara manual.

 

"Bisa kita kipas secara manual, atau didinginkan dibiarkan sejenak, atau bisa juga menggunakan kipas angin," pungkasnya.


Pewarta: Aiz Luthfi
Editor: Kendi Setiawan