Nasional

1 Orang Meninggal dan 200 Warga Mengungsi Akibat Banjir dan Longsor Agam Sumatera Barat

Sab, 15 Juli 2023 | 06:30 WIB

1 Orang Meninggal dan 200 Warga Mengungsi Akibat Banjir dan Longsor Agam Sumatera Barat

Sebuah rumah di Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Agam, Sumatera Barat tertimbun tanah longsor, Jumat (14/7/2023). (Foto: BPBD Agam)

Jakarta, NU Online 
Bencana alam berupa banjir dan tanah longsor melanda di Kecamatan Tanjung Jaya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat Jumat (14/7/2023). Bencana ini dipicu oleh turunnya hujan yang berangsur-angsur dan dalam waktu yang lama sejak Kamis (13/7/2023) sampai Jumat (14/7/2023) pagi, diperparah dengan air bah.


“Banjir di Kecamatan Tanjung Raya tepatnya di Nagari Tanjung Sani dan Nagari Koto Malintang mengakibatkan 1 orang meninggal dunia dan 26 keluarga terdampak,” demikian pernyataan Pusdalops BPBD Kabupaten Agam, Jumat (14/7/2023) malam.


Berdasarkan pembaharuan data hingga Jumat (15/7/2023) pukul 19.30 WIB, banjir dan longsor juga menyebabkan 1 orang masih dalam pencarian, sementara sekitar 200 jiwa mengungsi di masjid Antoka dan Keremba Jalaepung. Meski banjir sudah surut, tetapi jaringan listrik masih padam.


Adapun kerusakan material di antaranya 1 unit fasilitas pendidikan terdampak, 26 unit rumah terdampak, jalan ruas provinsi tertutup dan tidak bisa dilalui, 2 unit rumah rusak berat, 1 tiang listrik tumbang dan rusak berat mengakibatkan padamnya aliran listrik. Selain itu terdapat 1 jembatan terdampak, dan 1 unit kendaraan roda dua terdampak.


Upaya 

Atas peristiwa tersebut, BPBD Kabupaten Agam berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait serta perangkat kecamatan/desa setempat guna melakukan evakuasi, pendataan dan penanganan. BPBD juga berkoordinasi dengan UPT Balai Jalan dan masyarakat guna melaksanakan pembersihan material longsor.


Selain itu, BPBD Provinsi Sumatera Barat meneruskan informasi Peringatan Dini potensi hujan tersebut kepada BPBD Kabupaten/Kota untuk diteruskan kepada pihak terkait di kabupaten/kota dan masyarakat agar waspada ancaman Bencana Hidrometeorologi.


Dilansir pustandpi, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bencana hidrometeorologi adalah suatu fenomena bencana yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi). 


Bencana hidrometeorologi disebabkan oleh parameter-parameter meteorologi, seperti curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin. Seiring dengan berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup menjadi semakin parah sehingga memicu peningkatan jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi di Indonesia.


Bencana hidrometeorologi menjadi bencana yang mendominasi jenis bencana yang terjadi di Indonesia. Bencana hidrometeorologi dapat menyebabkan dampak di bidang kesehatan seperti cedera pada manusia bahkan hingga jatuhnya korban jiwa, munculnya penyakit pascabencana, dan dampak kesehatan lainnya. Selain itu, bencana ini juga menyebabkan kerusakan sarana dan prasarana, hilangnya mata pencaharian dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, hingga kerusakan lingkungan.