Nasional

152 Dai-Daiyah LD PBNU Selesai Ikuti Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional

Sab, 24 Februari 2024 | 07:00 WIB

152 Dai-Daiyah LD PBNU Selesai Ikuti Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional

Penutupan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional, Jumat (23/2/2024) (Foto: NU Online/Ahmad Mundzir)

Indramayu, NU Online 
Sejumlah 152 orang dai-daiyah yang berasal dari Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta dan Lampung telah selesai mengikuti Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Profesional pada Jumat (23/2/2024).


Sertifikasi ini terselenggara atas kerja sama Kementerian Agama, Lembaga Dakwah PBNU (LD PBNU) dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Kegiatan berlangsung sejak 17 Februari 2024. 


Ketua panitia penyelenggara Muzaki menyatakan bahwa penyelenggaraan sertifikasi ini sudah melalui perangkat digital profesional yang pertama kali di Indonesia sebagai bentuk transformasi digital sesuai gagasan Menteri Agama Yaqut Cholil Qaumas. 


"Center for Hajj dan Umrah Studies IAIN Syekh Nurjati Cirebon mempunyai inovasi digital di bidang sertifikasi pembimbing manasik haji mulai proses penetapan calon peserta, registrasi, pembelajaran, monitoring, evalauasi melalui aplikasi yang diberi nama Manasikana sebagai transformasi digital yang digagas Kemenag untuk meningkatkan kualitas, kreativitas dan profesionalitas," ungkap Muzaki dalam acara penutupan acara sertifikasi.  


Melalui sertifikasi pembimbing haji, tambah Muzaki, akan menjadi dasar kualifikasi pengetahuan dengan materi sesuai yang ditetapkan pemerintah. Sertifikasi juga sebagai jaminan kualitas bimbingan bagi masyarakat Indonesia sesuai syariat agama Islam dan sekaligus syarat Kelompok Bimbingan Haji dan Umrah (KBIHU) sebagai syarat menjadi pembimbing haji kelompok atau perseorangan. 


Wakil Ketua LD PBNU KH THobari Syadzili berharap dengan adanya sertifikasi, para dai-daiyah menjadi meningkat kemampuannya dalam membimbing masyarakat secara profesional sehingga haji dan umrah masyarakat Indonesia menjadi teladan bagi negara lain dan penghormatan bagi negeri sendiri.  

 

"Mukmin itu terletak pada ilmiyah dan amaliyahnya sehingga dengan sertifikasi ini, kita bisa menjadi contoh negara lain. Sementar ini, haji kita lebih maju dan beradab dan bisa sebagai acuan negara lain dan sekaligus sebagai penghormatan bagi negara kita sendiri,” ungkang kiai pakar falak asal Banten ini. 

 

Ia berharap, semua dai-daiyah yang menjadi peserta, semua amal diterima Allah subhanahu wa ta’ala, para pembimbing mempunyai kemampuan kognitif, penuh kepedulian, kasih sayang dan akhlak mulia.