Aceh, NU Online
Sebanyak 20 orang warga Rohingya mendarat di pantai Kuala Idi, Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, pada Selasa (4/12). Mereka datang dengan menggunakan kapal kecil berbahan kayu berukuran 3x12 meter. Dilaporkan bahwa mereka sudah mengarungi lautan 15 hari lalu, hingga kemudian tiba di Aceh.
Sebelum melabuh di bibir pantai, mereka berputar-putar di tengah laut. Nelayan Aceh yang melihat kapal warga Rohingya tersebut akhirnya menggiringnya untuk menepi. Ketika tiba di darat, mereka diperlakukan baik. Diberi makan dan air.
Panglima Laot (Ketua Adat Laut) Wilayah Idi Razali menyebutkan, sebagian besar warga Rohingya yang terdampar tersebut masih muda-muda. Usianya diperkirakan sekitar antara 20-40 tahun. Semuanya laki-laki, tidak ada perempuannya. Saat ini tengah diperiksa kesehatannya.
“Perahu mereka masih berfungsi dan mereka memiliki bahan bakar, jadi kami tidak tahu mengapa mereka memasuki daerah kami,” kata Razali, dikutip dari laman Reuters, Selasa (4/12).
Tidak diketahui secara jelas apakah mereka datang dari Myanmar atau Bangladesh. Namun yang pasti semenjak mereka dipersekusi di Myanmar, terutama pada Agustus 2017, sekitar 700 ribu warga Rohingya melarikan diri dari kampung halamannya, di negara bagian Rakhine.
Sebagian besar mereka mengungsi ke Bangladesh. Hingga kini mereka tinggal di kamp-kamp yang tersebar di wilayah Cox’s Bazar dan sekitarnya. Tapi, tidak sedikit pula mereka yang sampai di Myanmar dan Indonesia, setelah terombang-ambing puluhan hari di lautan.
Sebagaimana data yang dirilis otoritas setempat, berikut nama-nama warga Rohingya yang terdampar di Aceh:
Muhammad Zubir (14), Abdul Rohim (14), Muhammad Idris (18), Muhammad Salem (17), Muhammad Takim (18), Hafiz Muhammad Ismail (20), Muhammad Amin (14), Nur Islam (19), Suef Muhammad (50), Abdul Karem (14), Rusyi Tamot (28), Syekara Khumar (13), Abdul Rizik (19), Muhammad Salem (27), Muhammad Hayat (15), Amir Ali (28), Salmulloh (24), Muhammad Nur Syumi (18), Harsyik (16), dan Abdul Maud (16). (Red: Muchlishon)