Nasional

3 Pandangan mengenai Penamaan Hari Tarwiyah

Sab, 24 Juni 2023 | 17:00 WIB

3 Pandangan mengenai Penamaan Hari Tarwiyah

Suasana jamaah haji di Makkah. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online 
Umat Islam saat ini telah memasuki bulan terakhir dari tahun Hijriah, yakni Dzulhijjah. Di bulan ini, terdapat hari-hari istimewa, di antaranya adalah hari tarwiyah, yaitu hari kedelapan dari bulan tersebut.


Fakhruddin Ar-Razi dalam Tafsir Mafatihul Ghaib, sebagaimana dikutip Sunnatullah, menjelaskan bahwa setidaknya, ada tiga pandangan mengenai hari kedelapan bulan Dzulhijjah ini dinamakan tarwiyah. Hal ini sebagaimana termaktub dalam tulisan 'Penamaan Hari Tarwiyah, Arafah dan Keutamaannya', yang dikutip pada Sabtu (24/6/2023).


Pertama, perenungan Nabi Adam ketika membangun Ka’bah. Dijelaskan bahwa, Nabi Adam ketika diperintah untuk membangun sebuah rumah, maka ketika ia membangun, ia berpikir dan berkata, ‘Tuhanku, sesungguhnya setiap orang yang bekerja akan mendapatkan upah, maka apa upah yang akan saya dapatkan dari pekerjaan ini?’ Allah swt menjawab: ‘Ketika engkau melakukan thawaf di tempat ini, maka aku akan mengampuni dosa-dosamu pada putaran pertama thawafmu.’ 


Mendengar jawaban tersebut, Nabi Adam as memohon, ‘Tambahlah (upah)ku’. Allah menjawab: ‘Saya akan memberikan ampunan untuk keturunanmu apabila melakukan thawaf di sini’. Nabi Adam as memohon, ‘Tambahlah (upah)ku’. Allah menjawab: ‘Saya akan mengampuni (dosa) setiap orang yang memohon ampunan saat melaksanakan thawaf dari keturunanmu yang mengesakan (Allah).’


Kedua, perenungan mendalam Nabi Ibrahim setelah bermimpi diperintah untuk menyembelih anaknya. Saat pagi tiba, ia berpikir apakah mimpi itu dari Allah swt atau dari setan? Ketika malam Arafah, mimpi itu datang kembali dan diperintah untuk menyembelih. Kemudian Nabi Ibrahim as menegaskan bahwa mimpi tersebut betul-betul datang dari Allah swt.


Ketiga, perenungan orang haji mengenai doa-doa yang hendak dipanjatkan pada hari Arafah nanti.


Tiga pandangan tersebut tidak lain didasarkan pada makna tarwiyah sendiri. Menurut Fakhruddin, sebagaimana dikutip dari Sunnatullah, bahwa tarwiyah memiliki arti berpikir atau merenung. Tak pelak, hari Tarwiyah identik dengan keadaan berpikir dan merenung tentang peristiwa yang masih dipenuhi keragu-raguan.


Ketiga pandangan tersebut juga memiliki hubungan dengan makna yang disebut di atas, juga tanggal 8 Dzulhijjah sebagai harinya.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin