Nasional

5 Air Ibu yang Tak Bisa Digantikan oleh Siapapun

Sab, 7 Oktober 2023 | 16:11 WIB

5 Air Ibu yang Tak Bisa Digantikan oleh Siapapun

Ketua LP Ma’arif PBNU H Muhammad Ali Ramdhani. (Tangkapan layar Youtube)

Bandarlampung, NU Online
Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif PBNU H Muhammad Ali Ramdhani mengatakan bahwa setidaknya ada 5 air yang dihasilkan oleh ibu yang tak bisa digantikan oleh siapapun di dunia. Hal ini penting untuk direnungi karena mayoritas yang ada dalam tubuh manusia adalah air dan itu merupakan sumbangsih dari seorang ibu.


“Tubuh kita terdiri dari air. 85 persen tubuh kita terdiri dari air. Dan penyumbang utama air kehidupan bagi kita adalah ibu kita,” ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama RI ini saat hadir pada Pengukuhan 9 Guru Besar pada Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, Sabtu (7/10/2023).


Lima air yang dipersembahkan oleh sosok ibu ini tak pernah bisa digantikan oleh siapapun karena benar-benar menjadi penopang kehidupan. Air yang pertama adalah air ketuban. “Ketika kita tumbuh menjadi sosok janin, air ketuban inilah yang menopang hidup. Dan ini didedikasikan oleh seorang ibu dengan mengambil air dari tubuhnya,” ungkapnya.


Air kedua adalah air darah ibu yang ketika janin tumbuh menjadi jabang bayi, ibu memberikan air darahnya. Ketiga adalah air susu yang merupakan saripati makanan yang ia konsumsi dan dikorbankan untuk membesarkan anaknya. Keempat adalah air keringat untuk menjaga anaknya agar mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.


“Terakhir (yang kelima), yang selalu menghantar kesuksesan orang-orang hebat adalah air mata seorang ibu yang mengiringi kehidupan anaknya,” ungkapnya.


Oleh karena itu ia mengajak kepada setiap insan manusia untuk senantiasa menghormati sosok Ibu karena hanya dengan cara itulah manusia akan memiliki makna terhadap kehidupan. Menurutnya, penciri orang hebat itu diantaranya adalah selalu menghormati ibunya.


Pesan ini juga khusus ia berikan kepada para guru besar untuk senantiasa bersyukur. Allah swt telah menjanjikan bahwa siapa saja yang bersyukur, maka akan ditambah nikmatnya. Namun ia juga mengingatkan bahwa syukur akan ditolak di pintu langit manakala tidak bisa bersyukur kepada sesama manusia khususnya orang tua. 


Oleh karena itu Kang Dhani, sapaan karibnya, mengajak kepada para profesor untuk menyampaikan terima kasih kepada orang-orang yang telah berjasa dalam menghantarkan kepada capaian ini. Terutama kepada orang tua yakni ibu, yang merupakan darah daging dan menjadikan kita hadir di dunia.

 
Selanjutnya Kang Dhani mengatakan bahwa capaian menjadi guru besar atau profesor merupakan prestasi yang luar biasa. Namun prestasi ini tidak boleh diartikan hanya sebagai penghargaan namun lebih dari itu, menjadi seorang profesor adalah sebuah tantangan.


“Guru Besar merupakan wujud penghargaan dan pengakuan akademik atas dedikasi dan prestasi luar biasa, yang tidak boleh sekedar dimaknai sebagai sebuah penghargaan tetapi sebuah tantangan yang lebih besar,” katanya.


Wujud tantangan tersebut menurutnya adalah sebuah tuntutan jika seorang profesor harus mengajarkan hal-hal up to date (termutakhir) kepada mahasiswa.  “Ilmu selalu bergerak dan berubah secara cepat, yang meniscayakan para Guru Besar tidak berada pada zona nyaman dan berhenti pada proses belajar,” ungkapnya.


“Berhentinya proses belajar bagi seorang dosen merupakan kematian hakiki dari statusnya sebagai seorang pendidik,” imbuhnya pada pengukuhan yang disiarkan langsung di kanal Youtube UIN Raden Intan Lampung.


Ia pun menyampaikan selamat atas capaian yang membanggakan dari para Guru Besar di UIN Raden Intan Lampung. “Semoga pengukuhan Guru Besar ini, semakin memperkokoh motivasi dan ikhtiar kita untuk memuliakan para pembelajar,” pungkasnya.


Berikut 9 Guru Besar yang dikukuhkan dan menjadikan UIN Raden Intan memiliki 39 Guru Besar:

1. Prof. Dr. Sudarman, M.Ag.
2. Prof. Dr. H. Ruhban Masykur, M.Pd.
3. Prof. Dr. H. Arsyad Sobby Kesuma, Lc., M.Ag.
4. Prof. Dr. Syafrimen, M.Ed. Ph.D.
5. Prof. Dr. H. Wagianto, S.H., M.H.
6. Prof. Dr. Hj. Siti Mahmudah, M.Ag.
7. Prof. Dr. H. Idrus Ruslan, M.Ag.
8. Prof. Dr. H. Moh. Bahrudin, M.Ag.
9. Prof. Dr. Yuberti, M.Pd.