Ilustrasi: Salah satu keutaman Merayakan Maulid Nabi adalah sebagai wujud rasa bahagia dan gembira atas kelahiran Baginda Nabi Muhammad saw memberikan manfaat di dunia dan akhirat.
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Umat Islam telah memasuki bulan Rabiul Awal 1444 H Rabu (27/9/2022) hari ini. Pada bulan ini, pada umumnya, umat Islam menjalankan berbagai macam tradisi untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad saw yang diyakini terjadi pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Merayakan Maulid Nabi Muhammad saw paling tidak, menurut Sayyid Muhammad al-Maliki dalam kitab Syarh Maulid ad-DibaāI, dilandasi lima alasan sebagaimana dilansir NU Online dalam 5 Alasan Sunnah Merayakan Maulid Nabi menurut Sayyid Muhammad al-Maliki berikut.
Pertama, merayakan Maulid Nabi sebagai wujud rasa bahagia dan gembira atas kelahiran Baginda Nabi Muhammad saw memberikan manfaat di dunia dan akhirat. Sebab, diceritakan bahwa Abu Lahab, seorang yang membenci dakwah Nabi, mendapatkan keringanan siksanya di setiap hari Senin mengingat sosoknya bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad. Bahkan, saking bahagianya, Abu Lahab sampai memerdekakan budaknya yang bernama Tsuwaibah.
Kedua, Nabi Muhammad banyak bepuasa di hari Senin sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahirannya. Tentu, umat Islam sebagai pengikut Nabi harus mengungkapkan rasa syukurnya atas kelahiran Baginda Nabi Muhammad saw dengan merayakannya.
Ketiga, Allah memerintahkan umat Islam untuk berbahagia dengan rahmat dan pertolongan yang Allah berikan. Hal tersebut termaktub dalam Al-Qurāan Surat Yunus ayat 58, āKatakanlah (Muhammad), āDengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembiraā. Sementara rahmat terbesar yang Allah berikan bagi umat Islam adalah lahirnya Baginda Nabi Muhammad saw. Allah swt menegaskan hal tersebut dalam Al-Qurāan Surat Al-Anbiyaā: 107, āDan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam semestaā.
Keempat, perayaan Maulid Nabi kerap diisi dengan pembacaan sejarah kehidupan Nabi, mulai dari kelahiran, budi pekerti, ciri-ciri fisik, kemuliaan serta mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi. Hal demikian tentu dapat menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad serta meneguhkan keimanan kita.
Perayaan Maulid Nabi juga diisi dengan banyak membaca shalawat kepada Nabi. Hal ini sejalan dengan firman Allah swt dalam Al-Qurāan Surat Al-Ahzab ayat 56, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."
Kelima, perayaan Maulid Nabi merupakan bid'ah hasanah (baik) kerap diisi dengan ceramah agama dan nasihat yang bermanfaat serta suguhan makanan yang diberikan kepada para hadirin. Dalam pandangan Sahabat Abdullah bin Masāud, perkara yang dilihat umat Islam sebagai perkara yang baik maka perkara tersebut baik di sisi Allah, dan perkara yang dilihat umat Islam sebagai perkara yang buruk maka perkara tersebut buruk disisi Allahā (HR Ahmad). Di sisi yang lain, para ulama fiqh menetapkan kaidah, bahwa Ā "Setiap wasilah perbuatan dihukumi sesuai dengan tujuannya."
Selain itu, perayaan Maulid Nabi dihukumi sunnah mengingat tujuannya adalah meneladani Baginda Nabi serta bershalawat kepadanya. Tidak semua yang tidak dilakukan oleh Nabi adalah tercela. Perayaan Maulid Nabi sejak dahulu memberikan manfaat dan dampak positif bagi masyarakat luas.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Hasil Sidang Sengketa Pilpres 2024: Seluruh Permohonan Anies-Muhaimin Ditolak MK
2
Ini Profil Delapan Hakim MK yang Putuskan Sengketa Pilpres 2024
3
Apa Itu Dissenting Opinion dan Siapa Saja Hakim yang Pernah Melakukannya?
4
Sidang Putusan MK, Berikut Petitum Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud
5
Lolos Perempat Final Piala Asia U-23, Lawan Berat Menanti Timnas Indonesia
6
Terkait Hasil Pemilu, PBNU Serukan Patuhi Putusan Mahkamah Konstitusi
Terkini
Lihat Semua