Nasional

Ahli Epidemiologi Beberkan Kunci Penanganan Corona

Sen, 9 Maret 2020 | 04:10 WIB

Jakarta, NU Online
Ahli epidemiologi atau virus Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI) Syahrizal Syarif mengatakan kunci penanggulangan Covid-19 bertumpu pada kemampuan kita menemukan kasus sedini mungkin, surveilans secara aktif, karantina bagi mereka diawasi, dan kemampuan pengambilan spesimen yang tepat. 
 
Hal itu dikatakannya menyusul pengumuman pemerintah terkait adanya dua pasien baru yang terbukti positif terjangkit virus corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Penanganan Kasus Virus Corona, dr Achmad Yurianto, saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Ahad (8/3).
 
Dalam konferensi pers tersebut, Yuri mengatakan salah satu dari dua pasien tersebut berasal dari pengembangan kasus virus corona di Jakarta. Sedangkan satu orang lainnya adalah anak buah kapal (ABK) Diamond Princess yang sebelumnya bekerja di Jepang. Kasus baru ini disebut Yuri sebagai kasus 05 dan kasus 06.
 
Syahrizal Syarif mengatakan tidak mengejutkan jika Indonesia melaporkan adanya dua kasus konfirmasi tambahan, sehingga jumlah kasus konfirmasi menjadi 6.
 
"Sama dengan Pakistan dan Philipina, bersama Peru, Belarus dan Peru di antara 104 negara dan wilayah yang tertular di dunia," kata Syahrizal.
 
Dokter yang juga Ketua PBNU Bidang Kesehatan ini menilai, penambahan kasus ini menunjukkan betapa pentingnya langkah penelusuran kontak, di mana 5 dari 6 kasus terkait dengan kegiatan dansa di Jakarta yang berlangsung pada tanggal 14 dan 15 Februari 2020.
 
Kasus nomor 06 merupakan kru kapal pesiar Diamond Princess, menunjukkan bahwa memang risiko kru Diamond Princess berbeda dengan kru Dream World. 
 
"Situasi ini justru harus menjadi alasan kuat untuk melakukan pemeriksaan lab terhadap mereka yang saat ini mengalami karantina di rumah setelah diidentifikasi mempunyai riwayat kontak dengan kasus 01 dan kasus 02," imbuhnya. 

Di samping itu, lanjutnya, penelusuran kontak untuk kasus 03, kasus 04, kasus 5, dan kasus 6 disertai pemeriksaan lab tidaklah berlebihan. Hari-hari mendatang, tutur dia, rasanya masyarakat harus bersiap untuk menerima adanya penambahan kasus, mengingat jumlah kasus tersangka semakin meningkat. 

"Tidak kurang dari 372 spesimen kasus tersangka sudah diperiksa dari 63 rumah sakit di 25 provinsi," paparnya.
 
Langkah yang tepat dan berani juga diperlukan untuk mereka yang berasal dari negara-negara Eropa, Asia, dan Timur Tengah yang mempunyai kasus konfirmasi lebih dari atau sama dengan 50 (sekitar 28 negara). 
 
"Kebersamaan dan kerja sama yang jelas semoga tidak hanya menjadi slogan politik," harapnya.

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan