Daerah

Cara Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar Cegah Virus Corona

Ahad, 8 Maret 2020 | 01:30 WIB

Cara Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar Cegah Virus Corona

Koordinator Bidang Pendidikan Yayasan Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang, Muniroh Iskandar. (Foto:NU Online/Syamsul Arifin)

Jombang, NU Online
Kabar merebaknya virus corona tidak hanya didengar kalangan masyarakat umum. Kaum santri di pesantren juga ikut berhati-hati dengan virus berbahaya itu.
 
Meski mayoritas kalangan santri tidak memilki akses informasi yang memadai, namun mereka berupaya menggali berita mengenai perkembangan terkait  virus tersebut dengan media yang ada di pesantren, misalnya melalui koran dan informasi lain yang diterima dari pengurus pesantren.

Di Pesantren Mambaul Ma'arif, Denanyar, Jombang, Jawa Timur, para santri diajarkan pola hidup yang sehat dan bersih. Demikian ini upaya untuk mencegah munculnya sejumlah penyakit membahayakan, tidak terkecuali kemungkinan adanya virus corona menimpa para santri.

"Kita biasakan hidup sehat dan bersih. Kita tekankan itu. Pokoknya, daya tahan tubuh santri harus bagus," kata Koordinator Bidang Pendidikan Yayasan Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang, Muniroh Iskandar kepada NU Online, Sabtu (7/3).

Pesantren, lanjutnya, memantau langsung terkait pola makan sehat dan kebersihan santri. Berbagai upaya terus dilakukan agar semua santri benar-benar bisa memperhatikan pentingnya hidup sehat. Dengan demikian, santri akan selalu terbiasa dengan hidup sehat. Termasuk saat sudah pulang ke kediamannya masing-masing dan berbaur langsung dengan masyarakat.

"Kita berikan aneka menu makanan sehat seperi sayur dan sebagainya. Setiap hari harus ada sayur untuk santri. Termasuk kebersihan pondok dan lingkungan sekitarnya," imbuhnya.

Perempuan yang juga Pengasuh Asrama Noor Khodijah 3 ini mengemukakan, kegiatan santri memang padat. Dari pagi hingga malam hari ada saja kegiatan santri. Mulai sekolah, ngaji, belajar, berorganisasi, dan seterusnya.
 
Kendati begitu, kata dia, santri tidak boleh mengesampingkan pola hidup sehatnya. Mereka harus bisa membagi waktu sebaik mungkin. Mereka  juga ditunjang dengan makan makanan bergizi (sehat). 

"Meskipun anak-anak agak sulit membiasakan begitu (makan sehat). Mereka masih cenderung ingin yang instan dengan membeli makanan di luar. Namun, kita harus terus mendorong mereka agar terbiasa dengan makan yang sehat," tegasnya.

Di samping usaha lahir, pesantren peninggalan salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Bisri Syansuri, ini juga mengimbangi dengan upaya batin. Para santri setiap hari mengamalkan sejumlah wirid dalam rangka memohon kepada Allah Swt agar dijauhkan dari mara bahaya. Seperti shalawat Thibbil Qulub dan shalawat Asyghil. 

"Kan ada ederan shalawat thibbil qulub dari NU, kita lakukan. Kita ikut NU. Setiap subuh kita tambahi wiridan lain. Pujian kita ganti semua dengan Thibbil Qulub serta shalawat Asyghil," pungkasnya.

Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Musthofa Asrori