Nasional

Ahli Epidemiologi Kembali Prediksi Masa Akhir Covid-19

Jum, 10 April 2020 | 16:30 WIB

Ahli Epidemiologi Kembali Prediksi Masa Akhir Covid-19

PSBB yang diberlakukan di Jakarta dalam 14 hari kedepan, akan berdampak pada pergerakan orang bisa mencapai 20 persen. Namun, wilayah Bodetabek harus memberlakukan hal yang sama. Jika Jabodetabek sudah menerapkan PSBB, pergerakan bisa berkurang mencapai 80 persen. (Ilustrasi)

Jakarta, NU Online
Dalam upaya menangani wabah virus Corona yang semakin meluas, pemerintah menganjurkan masyarakat untuk menerapkan social distancing atau pyshical distancing. Bahkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama 14 hari sejak 10 April 2020.
 
Situasi ini merupakan respons terhadap wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tetapi, kapankah kita bisa kembali ke kehidupan normal dan kapankah Covid-19 berakhir?
 
Ahli Epidemiologi yang juga Ketua PBNU Bidang Kesehatan, dr Syahrizal Syarif mengatakan bahwa angka penurunan dari kasus di Jakarta jika bisa berkurang dalam 20 hari kedepan, maka bisa diprediksi akhir bulan April akan terjadi penurunan kasus di Jakarta.
 
Menurutnya, ada prediksi yang pesimis dan ada yang optimis. Yang optimis memprediksi akan selesai pada bulan April, sedangkan PSBB baru diterapkan hari ini. 
 
"Kebijakan PSBB adalah upaya untuk membuat orang diam di rumah, namun jika melihat kondisi sekarang, seberapa jauh penanganan Covid-19 di pulau Jawa, jauh lebih penting bagaimana pemerintah melakukan upaya memisahkan yang sehat dan yang sakit," papar dr Syahrizal saat memberikan materi pada Kelas Relawan LPBINU secara daring, Jumat (10/4) sore.
 
Selain itu menurutnya, PSBB yang diberlakukan di Jakarta dalam 14 hari kedepan, akan berdampak pada pergerakan orang bisa mencapai 20 persen. Namun, wilayah Bodetabek harus memberlakukan hal yang sama. Jika Jabodetabek sudah menerapkan PSBB maka pergerakan bisa berkurang mencapai 80 persen. 
 
"Kita lihat contoh di Wuhan, dalam 28 hari di Wuhan akan selesai karena pergerakannya nol persen. Tidak ada yang bergerak sama sekali. Kalau dalam PSBB ini masih ada orang yang bergerak, paling maksimal 20 persen orang masih bisa bergerak. Sehingga, Jakarta tidak perlu menunggu dalam 20 hari," paparnya.
 
Dalam diskusi rutinan yang digelar setiap hari Jumat oleh Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) tersebut, dr Syahrizal juga memberikan beberapa langkah-langkah dalam mengendalikan wabah Covid-19 yang bisa dimulai dari RT dan RW.
 
Pertama, melakukan pemantauan suhu badan, dilakukan harian di lingkungan RT dan RW guna mengurangi arus ke rumah sakit. Kemudian, mendirikan satu pusat karantina di setiap desa, seperti yang dilakukan di Maluku untuk para pemudik. Selanjutnya para ODP dan PDP dengan gejala ringan dan sedang bisa diarahkan ke rumah sakit khusus Covid-19.
 
 
Kotributor: Anty Husnawati
Editor: Kendi Setiawan