Nasional

Aktivis Perempuan Sebut Medsos Jadi Kekuatan Tangani Kekerasan Seksual

Jum, 14 Januari 2022 | 10:15 WIB

Aktivis Perempuan Sebut Medsos Jadi Kekuatan Tangani Kekerasan Seksual

Ilustrasi media sosial. (Foto: Dok NU Online)

Jakarta, NU Online
Kekerasan seksual di perguruan tinggi kembali terjadi, tiga mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjadi korban atas perlakuan bejat yang dilakukan seorang mahasiswa aktivis kampus di sana. Kasus tersebut terungkap dan baru ditangani setelah viral di media sosial (Medsos). 


Merespons hal ini, Aktivis Perempuan, Dwi Rubiyanti Kholifah atau Ruby Kholifah mengatakan, kekuatan medsos lebih canggih daripada sistem hukum yang ada di Indonesia. Kehadirannya menghadirkan efek lain bagi para korban kekerasan seksual untuk speak up (angkat bicara). 


“Kasus di UMY kan sebenarnya sudah lama, namun korban tidak mempunyai akses untuk melaporkan. Nah, kehadiran internet dan medsos membuat banyak orang memberanikan diri untuk membuka suara,” katanya kepada NU Online, Kamis (13/1/2022) malam.


Tindakan speak up di media sosial ini, terang Ruby, tak hanya sekali dua kali, banyak korban pelecehan seksual yang memilih jalan ini untuk menyuarakan ketidakadilan yang mereka alami. “Artinya, media sosial lebih powerful (kuat) untuk memberikan dampak kepada korban,” terangnya.


Menurut dia, maraknya korban kekerasan seksual yang speak up di medsos juga diakibatkan karena sistem perundang-undangan di Indonesia baik materiil maupun formil itu belum berpihak pada korban pelecehan seksual. Belum lagi hukum acara pidana yang menekankan pada pembuktian. Bukti inilah yang sering kali membuat korban merasa kesulitan ketika akan melaporkan kasus yang menimpanya.


“Tentu saja tindakan itu menjadi kritik bagi pemerintah untuk memperbaiki sistem pelaporan dan juga penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan,” ujar Direktur Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia itu.


Untuk diketahui, kasus kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh seorang aktivis mahasiswa di UMY menjadi sorotan publik. Viralnya kasus tersebut berawal dari informasi yang diunggah oleh akun Instagram @dear_umycatcallers pada akhir tahun lalu. 


Dalam keterangannya, disebutkan kronologi kejadian tersebut secara lengkap. "Pemerkosaan oleh salah satu aktivis gerakan terbesar di kampus dan demisioner BEM Fakultas dan Universitas," tulis akun tersebut. 


Dijelaskan, kejadian itu terjadi pada 3,5 bulan lalu dengan inisial pelaku adalah MKA atau OCD. Saat itu korban dibawa ke tempat kos pelaku dan disetubuhi. Usut punya usut, korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan pelaku lebih dari satu orang. Sebab, sudah ada tiga orang yang melapor.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Syamsul Arifin