Nasional SEMINAR INTERNASIONAL

Al-Syami Bahas Peran Ulama Redam Krisis di Timur Tengah

Kam, 10 Maret 2016 | 12:32 WIB

Al-Syami Bahas Peran Ulama Redam Krisis di Timur Tengah

Kiri ke kanan: Muhammad Luthfi, KH Hasyim Muzadi, Prof Dr Taufiq Ramadhan al-Buthi, dan Djoko Harjanto.

Jakarta, NU Online
Setelah menggelar Seminar Internasional serupa di UGM Yogyakarta dan UINSA Surabaya, Ikatan Alumni Suriah Indonesia (Al-Syami) juga mengadakan kegiatan yang secara substansi sama di Gedung Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis (10/3).

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan bertajuk ‘Peran Ulama dalam Meredam Krisis Politik dan Ideologi di Timur Tengah ini diantaranya, Ketua Persatuan Ulama Suriah Prof Dr Taufiq Ramadhan al-Buthi, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) KH Hasyim Muzadi, Duta Besar LBBP Indonesia untuk Suriah Djoko Harjanto, dan Ketua Program Studi Kajian Timur Tengah UI Muhammad Luthfi.

Sekretaris Al-Syami Muhammad Najih Arromadloni menjelaskan, selain peran ulama, pihaknya ingin menggandeng para akademisi untuk memberi sumbangsihnya merumuskan solusi untuk konflik di Timur Tengah. Itulah sebabnya, Al-Syami juga mengadakan kegiatan seminar ini di kampus. Dia juga menjelaskan, kegiatan ini merupakan bentuk kegelisahan para alumni Suriah atas konflik berkepanjangan di Timur Tengah.

“Peran strategis para ulama dan akademisi sangat dibutuhkan, karena mereka adalah kelompok yang mempunyai landasan berpikir jernih dan ilmiah,” jelas Najih.

Selama ini, tambahnya, konflik di Timur Tengah terbukti yang berperan adalah kelompok politisi, oposisi, pemberontak atau sparatis.

“Media di sana juga sangat mempengaruhi dan cenderung membuat krisis semakin memuncak dengan pemberitaan-pemberitaan yang tidak berdasar. Sehingga di sini, kita juga mendorong peran media agar memberikan informasi yang tidak menyulut konflik,” tandas Najih.

Seminar internasional ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari berbagai latar belakang. Mayoritas adalah alumni mahasiswa Timur Tengah seperti Suriah, Maroko, Sudan, Mesir, Arab Saudi, dan lain-lain. Selain itu, mahasiswa jurusan Kajian Timur Tengah UI juga ikut memadati ruangan seminar. (Fathoni)