Nasional

Alissa Wahid Terima Anugerah Soetandyo Award 2021 atas Kerja-kerja Kemanusiaan

Sel, 14 Desember 2021 | 18:30 WIB

Alissa Wahid Terima Anugerah Soetandyo Award 2021 atas Kerja-kerja Kemanusiaan

Penghargaan itu diberikan langsung oleh Sekretaris Unair Koko Srimulyo kepada Alissa Wahid. 

Jakarta, NU Online

Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid menerima anugerah Soetandyo Award 2021 dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Airlangga Surabaya, pada Selasa (14/12/2021) pagi. 


Soetandyo Award adalah penghargaan yang diberikan karena inspirasi dari nilai-nilai yang diteladankan oleh Profesor Soetandyo Wignjosoebroto, Pendiri Fisip Unair serta aktivis hukum dan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia.


Penghargaan tersebut diberikan kepada Alissa Wahid berkat kerja-kerja kemanusiaan yang dilakukan bersama Jaringan Gusdurian, terutama yang terkait dengan aktivisme sosial dan pemberdayaan masyarakat. Penghargaan itu diberikan langsung oleh Sekretaris Unair Koko Srimulyo kepada Alissa Wahid. 


Usai menerima penghargaan, Alissa menyampaikan rasa terima kasih dari lubuk hati terdalam kepada Fisip Unair. Baginya, Soetandyo Award 2021 yang diterima itu merupakan kejutan luar biasa. Sebab Alissa mengaku sebagai orang yang selama ini bekerja dari belakang layar. 


Bahkan, ia mengatakan bahwa banyak orang yang tidak tahu siapa dirinya. Hal itu lantaran Alissa merasa lebih banyak bekerja dari desa ke desa. Bahkan ia mengaku cukup sulit untuk terbiasa di ruang publik.


Ketika sang ayah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi seorang presiden RI pada 1999-2001 menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan bagi Alissa dari sisi politik, sosial, dan pribadi. 


“Jadi setelah tahun 2001, saya memang menarik diri tidak berada di ruang publik untuk menjaga privasi tersebut. Sampai sekarang kebiasaan ini masih ada untuk lebih banyak bekerja dari belakang layar,” kata Alissa, dikutip dari siaran langsung di Youtube Fisip Unair, Selasa sore.


Lebih lanjut, Alissa menegaskan bahwa anugerah yang diterima itu sangat istimewa karena berangkat dari sosok yang luar biasa. Menurutnya, Profesor Soetandyo merupakan seorang yang sangat luar biasa karena seorang principal center leader atau pemimpin yang poros kehidupannya adalah prinsip. 


“Beliau adalah tokoh yang mengedepankan watak generalis, karena porosnya adalah prinsip. Itu yang membuat kiprah beliau sedemikian luas, tetapi punya garis merah yang sangat fundamental, yaitu nilai-nilai luhur yang diperjuangkan,” kata Alissa.


Dikatakan, semua manusia memiliki poros kehidupan masing-masing. Poros itu bisa berupa kekuasaan, materi, bahkan keluarga atau agama. Namun, ada orang-orang yang mengatur kehidupannya dengan poros prinsip-prinsip luhur.


“Kalau di dalam kalangan umat Islam kita menyebutnya sebagai sunnatullah atau hukum Allah, hukum Tuhan yang mengatur kehidupan semesta dan itulah yang dipegang, sehingga mengelola semua aspek kehidupan akan kembali pada prinsip. Landasannya prinsip, bukan dengan kekuasaan,” terang putri sulung Gus Dur ini.


Selain Alissa, tokoh yang menerima Soetandyo Award 2021 lainnya adalah Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar. Ia mengatakan bahwa Prof Nasar merupakan sosok senior karena bersama sang ibu, Ny Hj Sinta Nuriyah pernah membentuk forum kajian kitab kuning. 


“Forum itu mencoba untuk melihat bagaimana gambaran atau konstruksi terhadap relasi gender di dalam kitab klasik yang selama ini digunakan sebagai panduan umat Islam di Indonesia. Kalau sekarang saya menerima bersama beliau (Prof Nasar) ini adalah anugerah kedua,” pungkas Alissa.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Alhafiz Kurniawan