Nasional

Alumni SMA Nuris Juara 1 Kompetisi Robot di Turki

Sab, 28 September 2019 | 05:30 WIB

Alumni SMA Nuris Juara 1 Kompetisi Robot di Turki

Kontingen Tubitak UAV Competition 2019 dari ITS di Turki. (Foto: NU Online/Reza Baihaqi Nur)

Jember, NU Online

Nama Pondok Pesantren Nuris, Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur semakin harum seiring keberhasilan sejumlah santri dan alumninya di berbagai ajang nasional dan internasional. Yang terbaru adalah prestasi yang diraih Reza Baihaqi Nur. Tak tanggung-tanggung, alumni SMA Nuris (2017) ini bersama tiga orang temannya di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, berhasil meraih juara 1 di ajang Tubitak International Unmanned Aerial Vehicle Competition 2019 di Istambul, Turki, pekan lalu.

 

Keempat mahasiswa yang tergabung dalam tim Robotika Bayucaraka ITS tersebut cukup munpuni pengetahuannya soal teknologi automasi pada riset UAV (Unnamad Aerial Vehicle), atau yang lebih dikenal dengan teknologi pesawat tanpa awak.

 

“Kami memperoleh informasi tersebut langsung dari yang bersangkutan (Reza Baihaqi Nur) kemarin malam,” tukas Seksi Penjamin Mutu Pondok Pesantren Nuris, Ustadz Ahmad Faizal kepada NU Online di Nuris, Sabtu (28/9).

 

Faizal menerangkan, kompetisi robotika tersebut terbagi dalam 2 kategori yakni, kategori fix wing dan rotary wing. Reza dan timnya memilih kategori fix wing dan harus menyelesaikan dua misi yakni, membentuk angka 8 manual/autonomous dua kali dengan jarak tiang 80 meter. Misi keduanya adalah menjatuhkan bola pada sebuah titik.

 

Dengan penyelesaian dua misi tersebut, robot karya tim Robotika Bayucaraka ITS memiliki kelebihan sebagai wahana stabil, badan robot relatif ringan jika dibandingkan dengan wahana lain.

 

“Kita patut bersyukur dengan apa yang diraih Reza dan timnya. Tidak hanya Nuris yang bangga dan harum namanya, tapi nama Indonesia juga berkibar,” ucapnya.

 

Dengan raihan tersebut, tim Robotika Bayucaraka ITS yang digawangi Reza berhak mendapat tropi, sertifikat juara, dan uang pembinaan sebesar 30.000 lira, mata uang negara Turki.

 

Menurut Faizal, ajang internasional tersebut berlangsung sejak tanggal 16 hingga 19 September 2019. Katanya, sebelum bertolak ke Turki, Reza sempat datang ke Nuris, dan berpamitan kepada pengasuh seraya memohon doa.

 

“Insyaallah di manapun berada, alumni Nuris tetap kuat ikatan bathinnya dengan Nuris dan pengasuh. Apalagi di Nuris sudah lama dibentuk IKMARIS (Ikatan Mahasiswa Alumni Nuris),” jelasnya.

 

Pewarta: Aryudi AR

Editor: Ibnu Nawawi