Nasional

Anita Wahid Minta Polri Instrospeksi

Kam, 4 Oktober 2012 | 04:00 WIB

Jakarta, NU Online
Sikap ngeyel yang ditunjukan Polisi Republik Indonesia (Polri) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapat perhatian dari Anita Wahid. Dia meminta Polri harus mengintrospeksi diri dengan menempatkan dirinya berdiri bersama KPK, memberantas korupsi. 
<>
"Kita berharap Polri berubah. Mengintrospeksi diri dengan menempatkan dirinya berdiri bersama KPK, memberantas korupsi. Tak terkecuali dalam dirinya sendiri. Sehingga jelas bahwa setiap orang, tak pandang jabatan dan pangkatnya, sama dan setara di hadapan hukum," jelas Anita melalu siaran pers yang dikirim ke NU Online tadi pagi.

Menurut putri ketiga KH Abdurrahman Wahid ini, jika polisi menghalangi KPK, maka slogan antikorupsi Polri hanya jadi pepesan kosong. "Saya bersama kalangan yang peduli pemberantasan korupsi, meminta presiden mengintruksikan Kepala Kepolisian RI dan Jaksa Agung RI agar menyerahkan sekaligus mempercayakan penyidikan kasus ini kepada KPK. 

"Pernyataan Jaksa Agung Basrief Arief yang menyatakan bahwa KPK berhak menyidik kasus ini sesuai UU sudah sangat tepat dan tinggal diwujudkan dalam tindakan nyata," lanjutnya.

Anita bersama aktivis membuat petisi yang berisi agar presiden mengintruksikan Kepala Kepolisian RI dan Jaksa Agung RI agar menyerahkan sekaligus mempercayakan penyidikan kasus ini kepada KPK. 

lainnya meminta Petugas KPK terkunci, tak dibolehkan membawa barang bukti. Dari bukti itulah KPK menetapkan dua perwira berpangkat jenderal sebagai tersangka; Irjen Djoko Susilo, bekas Kakorlantas Polri dan Brigjen Didik Purnomo (Wakil Kakorlantas Polri).

Kegelisahan mereka berawal pada 31 Juli lalu, ketika KPK menyita barang-barang bukti korupsi alat simulator di Korps Lalulintas Polri. Petugas polisi dan KPK bersitegang saat penyitaan. Petugas KPK terkunci, tak dibolehkan membawa barang bukti. 

Dari bukti itulah KPK menetapkan dua perwira berpangkat jenderal sebagai tersangka; Irjen Djoko Susilo, bekas Kakorlantas Polri dan Brigjen Didik Purnomo (Wakil Kakorlantas Polri).

"Jika terus ngeyel, Kepolisian kian menjauh dari kepercayaan rakyat," ujar Anita.

Penulis: Hamzah Sahal