Nasional

Awal Pekan, Hakam Mabruri Siap Jelajah Negeri Piramida dengan Sepeda

Jum, 20 Desember 2019 | 15:00 WIB

Awal Pekan, Hakam Mabruri Siap Jelajah Negeri Piramida dengan Sepeda

Hakam Mabruri saat bertolak ke Mesir (Foto: NU Online/Abdullah Alawi)

Jakarta, NU Online
Pesepeda asal Malang, Jawa Timur, Hakam Mabruri saat ini telah berada di Kairo, Mesir. Ia akan melakukan penjelajahan di negeri piramida tersebut selama sebulan, yaitu mendatangi rumah-rumah ibadah bersejarah. Tak hanya masjid, tapi rumah-rumah ibadah agama lain. Kemudian dia akan melakukan hal serupa di 13 negara Afrika lain.

Hakam Mabruri berangkat dari Jakarta, Selasa 17 Desember lalu dari bandara internasional Soekarno Hatta dengan menggunakan pesawat Etihad. Ia berangkat pukul 17.35. Di dalam jadwal, rute penerbangan singgah terlebih dahulu ke Abu Dhabi , Qatar, kemudian tiba di kota Kairo pukul 05.13.

“Saya belum melakukan penjelajahan,” kata Hakam Mabruri saat dihubungi NU Online dari Jakarta, Jumat (20/12). 

Menurut anggota Gerakan Pemuda Ansor tersebut, saat ini dia sedang beristirahat terlebih dahulu, memulihkan tenaga. Meski bukan pertama kali ke kota itu, ia kembali harus menyesuaikan diri dengan cuacanya. 

“Soal cuaca,” katanya. “Suhu kering sampai menusuk ke tulang-tulang. Bagi orang tropis belum terbiasa,” lanjutnya sambil mengatakan, untuk sementara waktu ia singgah di perwakilan sebuah perusahaan mie asal Indonesia di negara itu.
 
Hakam mengenal pengelolanya saat penjelajahan dengan sepeda pada 2016 bersama istrinya, Rofingatul Islamiyah. 

Warga Desa Gading, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur ini akan mengelilingi negara-negara Afrika dengan sepeda selama 12 bulan.
 
Negara yang akan dilewati lulusan Pondok Pesantren An-Nur II Kabupaten Malang adalah Mesir, Sudan, Ethiopia, Kenya, Uganda, Rwanda, Tanzania, Mozambique, Malawi, Zambia, Zimbabwe, Botswana, Namibia, dan Afrika Selatan.

“Kita akan bertemu lagi tahun 2021,” katanya kepada NU Online, saat ia bertolak ke Mesir.
 
Saat itu, ia hanya diantara tiga temannya dan istri serta seorang putrinya yang berusia 18 bulan. Putri tersebut berada dalam kandungan ibunya saat penjelajahan ke Timur Tengah  pada 2016. Tiga bulan tiba di Indonesia, anak itu lahir. Namanya Mukafia Nurhakam. 

Rofingatul Islamiyah mengaku ingin turut serta bersama suaminya. Namun, ia lebih memilih tinggal di rumah demi putri semata wayangnya. 

Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Fathoni Ahmad