Nasional

Begini Komentar Para Guru soal Program Sastra Masuk Kurikulum Sekolah

Kam, 23 Mei 2024 | 19:00 WIB

Begini Komentar Para Guru soal Program Sastra Masuk Kurikulum Sekolah

Ilustrasi sastra. (Foto: freepik)

Jakarta, NU Online

Sastra resmi dimasukkan ke dalam Kurikulum Merdeka mulai tahun ajaran baru mendatang. Program ini masuk ke dalam jam pelajaran (co-kurikuler), bukan ekstrakurikuler. Nantinya semua mata pelajaran harus memasukkan karya sastra sebagai sumber informasi tambahan bagi siswa.


Guru Bahasa Indonesia di SMPN 1 Bumijawa, Kabupaten Tegal Akhmad Azwar Maulid memberikan komentar terkait program sastra masuk kurikulum ini.


Azwar mengaku setuju dengan kebijakan tersebut. Ia juga mengatakan bahwa program sastra masuk kurikulum itu perlu diapresiasi.


"Kalau pendapat pribadi saya, setuju sastra ini masuk ke dalam kurikulum, karena memang ini merupakan episode atau turunan dari Kurikulum Merdeka Belajar," ujarnya kepada NU Online, Kamis (23/5/2024).


Menurut Azwar, sastra merupakan media yang tepat untuk menumbuhkan literasi termasuk minat baca yang lebih tinggi. Ia menekankan bahwa bukan hanya sekadar tahapan menggemari, tetapi lebih ke tahap reaksi atau bahkan memproduksi.


Pria yang juga dosen di salah satu sekolah tinggi swasta di Tegal ini mengatakan, kementerian atau dinas terkait belum melakukan sosialisasi berkenaan dengan hal tersebut.


"Dalam praktiknya, para guru masih banyak yang bingung, apakah terjadi di sebagian kelas tertentu atau fokus pada mata pelajaran bahasa Indonesia saja?" kata Azwar mempertanyakan.


Senada, Guru Bahasa Inggris dan Hadits di Madrasah Aliyah (MA) Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jakarta Selatan Rifqi Iman Salafi juga mengapresiasi program sastra masuk ke dalam kurikulum.


"Kemendikbudristek ini kan telah merilis 177 daftar judul buku karya sastra ya. Saya baca di berita tujuannya untuk meningkatkan minat baca siswa. Tentu ini harus diapresiasi," ujarnya kepada NU Online, pada Kamis (23/5/2024).


Menurut Rifqi, program ini bisa memperkenalkan karya-karya sastra adiluhung di Indonesia kepada para siswa. Di antaranya Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dan Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.


"Harapannya tentu saja nanti dalam penerapannya di kelas terjadi diskusi yang menarik antara guru dan siswa," pungkasnya.


Sebagai informasi, ada 177 daftar judul buku karya sastra meliputi novel, cerita pendek, dan puisi yang disiapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk dapat dipakai para guru dalam menunjang pembelajaran siswa di sekolah.


Buku sebanyak 43 judul untuk jenjang SD, 29 judul untuk jenjang SMP, dan 105 judul untuk jenjang SMA yang semuanya telah melalui proses kurasi selama satu tahun.


Sebanyak 177 buku karya sastra ini hanya sebagai panduan bagi guru sehingga tidak wajib semua buku digunakan atau bahkan guru dapat mencari karya sastra yang relevan dengan mata pelajaran.