Nasional KHOTBAH IDUL ADHA

Berkurban Bukan Soal Kaya, Tapi Motivasi dan Kerja Keras

Kam, 24 September 2015 | 02:15 WIB

Jakarta, NU Online
Hari Raya Idul Adha yang juga disebut Hari Raya Kurban memiliki makna filosofis tinggi terkait kehidupan sosial maupun agama. Karena hikmah berkurban diantaranya memberi pesan kepada umat Islam supaya bekerja keras dan memotivasi diri untuk berkurban.<>

Demikian disampaikan oleh Khotib Shalat Idul Adha di Masjid An-Nahdlah Gedung PBNU Jl Kramat Raya Jakarta Pusat, Drs H Nurul Yaqin Ishaq, Kamis (24/9).

“Sekaya apapun manusia, jika tak memiliki motivasi untuk berkurban, maka bukan mustahil dia tidak akan melakukannya,” ujar Sekretaris LDNU ini.

Yaqin melanjutkan, motivasi yang disertai dengan kerja keras secara profesional merupakan hikmah dibalik ibadah kurban. Dia mencontohkan, ada seorang nenek dan cucunya yang payah, serta pemulung yang betul-betul ingin melaksanakan ibadah kurban. Atas motivasi dan kerja kerasnya mengumpulkan rezeki dari pekerjaannya, akhirnya mereka mampu berkurban.

“Selain mampu menumbuhkan kepedulian sosial, ibadah kurban juga tentu dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah swt,” terangnya di depan para jamaah yang memadati masjid PBNU.

Yaqin mengutip Sabda Nabi, yang mengatakan, orang yang mempunyai kelapangan rezeki, maka ia akan berkurban. Nabi Ibrahim, lanjutnya, mengorbankan putera yang sangat dicintainya, Ismail demi menunaikan perintah Allah swt.

“Di sinilah unsur kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya melalui ibadah kurban melebihi kepatuhannya kepada siapapun dan apapun,” tutup Yaqin.

Shalat Idul Adha di masjid PBNU dimulai tepat pukul 06.50 WIB. Terkait dengan hewan kurban, PBNU tahun ini diamanahkan sebanyak 7 ekor sapi yang siap disembelih dan disalurkan kepada masyarakat. (Fathoni)