Nasional

Buka Rakernas IX LD PBNU, Gus Yahya Tegaskan NU Bekerja Laksana Pemerintahan

Sel, 25 Oktober 2022 | 17:15 WIB

Buka Rakernas IX LD PBNU, Gus Yahya Tegaskan NU Bekerja Laksana Pemerintahan

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat resmi membuka rangkaian agenda Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IX Lembaga Dakwah (LD) PBNU, di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, pada Selasa (25/10/2022). (Foto: NU Online/Aru)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) secara resmi membuka rangkaian agenda Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IX Lembaga Dakwah (LD) PBNU, di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, pada Selasa (25/10/2022). 


Rakernas IX LD PBNU yang bertema Revitalisasi Dakwah NU: Merawat Jagat, Membangun Peradaban Dunia itu akan berlangsung hingga Kamis (27/10/2022) mendatang.


"Saya ucapkan selamat bermusyawarah, selamat rapat, dan marilah bersama-sama kita buka secara resmi Rakernas LD PBNU ini dengan membaca ummul kitab. Ala kulli niyatin shalihah, al-fatihah," ujar Gus Yahya.


Gus Yahya mengingatkan, PBNU saat ini bekerja laksana pemerintahan. Sebagai pemerintah, semua lembaga yang berada di bawah komando PBNU harus merancang strategi untuk menciptakan kebijakan.


Ia mengandaikan, PBNU ini ibarat pemerintah dan Nahdliyin adalah masyarakatnya sehingga mesti diciptakan sebuah kebijakan untuk melayani semua warga NU, tanpa terkecuali. Gus Yahya mengatakan, istilah menjamiyahkan jamaah yang kerap digulirkan merupakan sesuatu yang tidak realistis. 


"Organisasi NU ini berfungsi laksana pemerintahan. Selama ini kita memahami keberadaan NU ada dimensi struktural dan kultural, ada jamiyah dan jamaah," kata Gus Yahya saat memberikan arahan dalam Rakernas IX LD PBNU di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta.


"Dulu, ada wacana untuk menggulirkan satu strategi, menjadikan jamaah sebagai jamiyah, slogan menjamiyahkan jamaah. Nah, ini sesuatu yang tidak mudah, bahkan di dalam realitas hari ini, menjamiyahkan jamaah itu tidak realistis," ungkap Gus Yahya. 


Asumsi jamiyah itu adalah anggota yang berada di dalam kontrol organisasi. Setiap anggota harus taat terhadap apa pun bentuk komando dari organisasi. Karena itu, kalau ingin menjamiyahkan jamaah maka organisasi NU dituntut untuk membuat 127 juta warga NU taat sepenuhnya kepada PBNU.  

"Ini sesuatu yang luar biasa berat buat kita. Bahkan mungkin sekarang (jumlah warga NU) mencapai 146 juta, yaitu orang-orang yang mengaku dan merasa dirinya NU. Hasil survei 2022 ada 55,9 persen atau  hampir 150 juta dari seluruh pebduduk Indonesia mengaku NU," jelas Gus Yahya.


Meski jumlah orang yang merasa dirinya dekat dengan NU itu cukup banyak, tetapi mereka bukanlah warga yang sungguh-sungguh merasa harus taat kepada PBNU. 


Gus Yahya pun berharap, Rakernas IX LD PBNU dapat menghasilkan berbagai kebijakan yang bisa bermanfaat dan membawa berkah bagi warga NU secara keseluruhan.


"Karena bekerja laksana pemerintahan, maka LD PBNU sudah tidak perlu lagi membuat program kegiatan pengajian rutin di kantor PBNU. Tapi harus membuat satu strategi kebijakan untuk melakukan perkhidmatan yang lebih luas kepada seluruh warga NU," harap Gus Yahya. 


Diketahui, Rakernas IX LD PBNU ini diikuti oleh 280 peserta yang berasal dari pengurus LD PCNU dan PWNU se-Indonesia, serta LD PCINU yang hadir secara daring.


Usai pembukaan ini, dilangsungkan  pembekalan oleh Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa dan Ketua PBNU KH Muhammad Tambrin. 


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad