Nasional

Buntet Pesantren Cirebon Terapkan Pembelajaran dan Pengajian Daring

Jum, 10 April 2020 | 08:15 WIB

Buntet Pesantren Cirebon Terapkan Pembelajaran dan Pengajian Daring

Ketua Umum YLPI Buntet Pesantren KH Salman Al-Farisi. (Foto: istimewa)

Cirebon, NU Online
Pondok Buntet Pesantren menerapkan pengajian dan pembelajaran secara daring sejak akhir Maret lalu. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren KH Salman Al-Farisi.

“Teknik belajarnya menggunakan media teknologi seperti internet yang tidak langsung bertatap muka, seperti yang dianjurkan oleh pemerintah,” ujarnya kepada NU Online pada Kamis (9/4) malam.

Keputusan tersebut diambil atas dasar mengikuti anjuran pemerintah dan dewan sesepuh Pondok Buntet Pesantren. “Kebijakan pesantren di samping mengikuti panduan dan anjuran pemerintah, kita juga mengikuti panduan dan anjuran dari sesepuh,” ujarnya.

Karena bagaimanapun, jelasnya, di tengah merebaknya Covid-19 atau virus corona yang sifat penyebarannya dikhawatirkan akan menyebar ke seluruh Indonesia, harus ditanggulangi secara bersama-sama.

“Tentu kita harus bersama-sama menanggulangi penyebaran tersebut secara serentak,” katanya.

Pondok Buntet Pesantren telah memulangkan sebagian besar santrinya pada akhir Maret lalu. Namun, menurutnya, ada beberapa wali santri yang merasa putra-putrinya lebih aman berada di pondok sehingga pihaknya tidak bisa menolak permintaan mereka. Dengan begitu, para santri yang di pondok tetap melaksanakan pengajian seperti biasa.

“Tapi ada juga santri yang tidak pulang karena permintaan dari beberapa orang tua santri yang merasa putra-putrinya lebih aman berada di pondok. Kami tidak menolak itu. Pengajiannya pun dilanjutkan dengan seperti biasa,” jelas Kiai Salman.

Terkait biaya bulanan, Buntet Pesantren menyerahkan sepenuhnya kepada para pengasuh pondok. Hal tersebut mengingat Buntet Pesantren terdiri dari 50 pondok yang masing-masing memiliki kebijakannya tersendiri. Terkait pembiayaan, pihak YLPI tidak dapat menginterfensi. Namun, Kiai Salman meyakini para pengasuh pasti mempertimbangkan kondisi saat ini.

“Karena pondok Buntet Pesantren ini terdiri dari hampir 50 pondok yang terdaftar di yayasan dan masing-masing asrama memiliki kebijakan sendiri, tentu itu dibicarakan masing-masing. Yayasan tidak bisa interfensi lebih jauh pada kebijakan asrama mengenai syahriah. Tetapi tentu saya yakin para pengasuh juga mempertimbangkan itu,” terangnya.

Sementara itu, Sekretaris I Bidang Pendidikan Formal YLPI Buntet Pesantren M. Abdullah Syukri menyampaikan bahwa madrasah dan sekolah di Pondok Buntet Pesantren senantiasa mengikuti perkembangan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Menurutnya, sampai saat ini, pemerintah daerah Kabupaten Cirebon sudah tiga kali mengeluarkan surat perpanjangan masa pembelajaran jarak jauh hingga akhir April mendatang.

Pembelajaran di rumah dilakukan tidak untuk mencapai kemampuan yang ditargetkan dalam kurikulum. Hal itu dilakukan sebagai sarana para santri dan siswa dapat terus belajar meskipun berada di rumah. Materi dapat disesuaikan dengan kondisi saat ini, seperti mengenalkan mereka dengan virus Covid-19 dan cara penanganannya.

“Jadi belajar di rumah semata-mata untuk mengisi kegiatan mereka,” kata alumnus Universitas Duisberg Essen, Jerman itu.

Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad