Nasional

Butuh 2,5 Juta Kader NU, Gus Yahya Dorong Fatayat Masifkan Kaderisasi

Sel, 3 Oktober 2023 | 12:00 WIB

Butuh 2,5 Juta Kader NU, Gus Yahya Dorong Fatayat Masifkan Kaderisasi

Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyebutkan bahwa NU butuh 2.500.000 kader untuk mengeksekusi program-program dan agenda NU. (Foto: Tangkapan layar Youtube TVNU)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyebutkan bahwa NU butuh 2.500.000 kader untuk mengeksekusi program-program dan agenda NU. Eksekutornya antara lain Fatayat NU.


Gus Yahya mengatakan hal tersebut saat menutup Festival, Apel Akbar, dan Rakernas Fatayat NU di Surabaya, Jawa Timur, Senin (2/9/2023). Kata Gus Yahya, seluruh badan otonom akan menerima tugas untuk menyukseskan program besar NU, yakni Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU).


"Nah, kita semua terutama banom-banom nanti yang akan menerima tugas dan pekerjaan. Ada program penanggulangan stunting, siapa yang harus kerja? Pasti kalian. Ada program revitalisasi posyandu, siapa yang disuruh jalan? Pasti kalian," ujarnya sebagaimana dalam tayangan video yang diakses NU Online, Selasa (3/10/2023).


Gus Yahya mengingatkan bahwa sekarang ini pihaknya sudah punya 38 instruktur nasional. Oleh karena itu, Ketum PBNU mendorong Fatayat NU agar segera punya kader di basis dalam jumlah yang masif.


"NU sendiri memproyeksikan sekurang-kurangnya harus punya 2,5 juta kader supaya bisa menjalankan program secara optimal,” ujar cucu ulama kharismatik KH Bisri Mustofa Rembang ini.


Sementara faktanya, lanjut dia, kapasitas program pelatihan kader mentok maksimal hanya bisa menghasilkan 150 ribu kader setiap tahunnya. "Jadi, kalian masih kurang banyak. Kalau ngomong kaderisasi itu saya bilang masih baru rencana,” tegasnya.


Dengan demikian, lanjut Gus Yahya, pekerjaan bagi Fatayat ke depan masih luar biasa banyak. Jika Fatayat NU gagal, dikhawatirkan seluruh agenda NU gagal. Sebab, tumpuannya ada pada banom Perempuan muda NU itu.


"Kalau kalian gagal menjalankan peran ini, lalu apa yang bisa diharapkan. Dengan mengatakan ini, saya ingin menekankan bahwa kalian ini punya tugas yang luar biasa berat. Punya pekerjaan yang luar biasa banyak ke depan,” tegasnya.


Pertama dan paling utama adalah merekrut dan melatih kader-kader yang mampu diserahi tugas untuk menjalankan pekerjaan-pekerjaan di lapangan. “Itu adalah tugas pertama yang kalian hadapi,” ujar Pengasuh Pesantren Raudlatuth Thalibien Rembang ini.


Menurut Gus Yahya, isu-isu yang masih terlalu abstrak bisa menunggu. Nanti bisa diurus belakangan. Sebaliknya, yang sudah tidak bisa ditunda adalah pekerjaan di lapangan.


“Nah, sekarang ini misalnya saya sudah targetkan bahwa September ini mulai kegiatan GKMNU. Oktober ini harus sudah jalan di 3 provinsi. Sekurang-kurangnya Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DIY,” ungkapnya.


Oleh karena itu, Gus Yahya meminta Fatayat NU menyiapkan barisannya sampai ke bawah supaya para kader tersebut bisa jalan. Akan tetapi, ketika Pimpinan Pusat Fatayat mengaku bisa melakukan sendiri, Ketum PBNU buru-buru melarangnya.


“Tidak boleh melakukan sendiri-sendiri. Karena ini bukan soal bagaimana kita menjalankan kegiatan organisasi masing-masing. Ini juga merupakan strategi supaya di antara sekian banyak organ NU ini terjadi persentuhan, pergulatan bersama, pengalaman bekerja bersama, sehingga tahu bagaimana membagi posisi dan peran masing-masing,” tandasnya.