Nasional

Cegah Radikalisme dan Terorisme, Luqman: Kunci Pertahanan Negara Ada pada Masyarakat

Kam, 28 November 2019 | 09:20 WIB

Cegah Radikalisme dan Terorisme, Luqman: Kunci Pertahanan Negara Ada pada Masyarakat

Anggota Komisi III DPRI RI dari Fraksi PKB Luqman Hakim pada acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di Mungkid, Magelang, Kamis, 28/11. (Foto: NU Online/Ist)

Magelang, NU Online
Anggota Komisi III DPRI RI dari Fraksi PKB Luqman Hakim berharap, agar di masyarakat tumbuh kesadaran dan swadaya pencegahan berkembangnya ajaran-ajaran intoleran dan radikal yang berujung aksi-aksi terorisme. Swadaya pencegahan ajaran radikal akan efektif jika muncul dari masyarakat sendiri.
 
"Kunci pertahanan utama adalah masyarakat. Misalnya ada orang baru yang masuk ke lingkungannya, tentu harus silaturahim dan dialog. Jangan sampai dicueki. Biar clear, orang yang datang benar-benar bersih dan tidak terpapar ajaran radikal," ujar Luqman, pada acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di Mungkid, Magelang, Kamis (28/11).
 
Kepedulian masyarakat, lanjut Luqman, menjadi kunci awal pencegahan penyebaran ajaran-ajaran radikal dan intoleransi. Di tingkat RT dan RW harus kian digiatkan upaya pencegahan dengan cara-cara dialog dan silaturahmi.
 
Menurut Luqman, membangun dialog, silaturrahmi dan gotong royong  adalah akar budaya asli Indonesia yang telah terbukti menjadi penangkal masuknya ajaran radikal.
 
"Budaya asli Indonesia seperti itu telah mendarah daging di masyarakat. Tinggal bagaimana kita gelorakan kembali budaya itu secara massif," papar Luqman yang juga Ketua PP GP Ansor ini.
 
Luqman berharap, lembaga dan aparatur negara yang di dalamnya ada TNI, Polri dan BNPT agar bersinergi dengan masyarakat pada level yang paling bawah di tingkat desa. Urusan keamanan dan mempertahankan NKRI dari rongrongan radikalisme dan terorisme, menjadi tanggung jawab bersama. 
 
Upaya menumbuhkan kembali keswadayaan masyarakat untuk melawan radikalisme dan terorisme ini penting segera dilakukan oleh negara. Menurut Luqman, pola gerakan terorisme di tanah air belakangan ini mengembangkan strategi dengan memanfaatkan media sosial dan kecenderungan masyarakat yang kian individualistik. 
 
"Aparatus negara tidak akan efektif melakukan pencegahan dan penindakan terhadap gerakan terorisme, jika tidak melibatkan masyarakat. Karena itu, negara perlu secepatnya merumuskan program fasilitasi untuk menumbuhkan keswadayaan masyarakat agar memiliki keberdayaan mencegah ajaran radikal dan terorisme di lingkungannya sendiri," urai Luqman. 

Editor: Zunus Muhammad