Nasional

Celengan Digital, Trik Mengatur Keuangan ala Keluarga Milenial

Ahad, 20 Agustus 2023 | 22:30 WIB

Celengan Digital, Trik Mengatur Keuangan ala Keluarga Milenial

Ilustrasi celengan digital (Freepik)

Jakarta, NU Online
Pertengahan bulan seperti sekarang ini banyak keluarga muda kerap dilanda limitasi budget. Ketika gajian bulanan masih lama, pasangan milenial butuh trik khusus untuk mengatur kondisi keuangan.


Di beberapa keluarga lainnya ada yang sedang mengencangkan ikat pinggang karena anggaran bulanan telah terkuras di dua pertiga bulan. Apa tips yang bisa dilakukan untuk mengondisikan agar tak terjadi ‘lesu darah’ lantaran tongpes alias kantong kempes?


Pengamat keluarga milenial, Arnis Silvia, mengatakan bahwa ada sebuah tips dan trik yang ia tawarkan kepada keluarga milenial di mana pun berada. Ia menyebut tips dan trik itu sebagai celengan digital.


"Di beberapa m-Banking, ada namanya ‘pockets’ di dalam 1 rekening. Jumlah pockets bisa sampai 10. Nah, saya menamai pockets-pockets sesuai peruntukan," kata Arnis Silvia kepada NU Online, Ahad (20/8/2023).


Arnis, sapaan akrabnya, memberinya nama-nama yaitu

  1. Kebutuhan Rutin untuk belanja harian, bulanan, tagihan-tagihan, biaya langganan, dan cicilan
  2. Sedekah/Infak
  3. Hiburan untuk healing atau pergi ke luar kota
  4. Service seperti AC, kulkas, motor, atau mobil
  5. Tabungan Pendidikan Anak
  6. Tabungan Pembelian Barang Besar seperti elektronik dan furnitur
  7. Tabungan Kebutuhan Besar misalnya renovasi
  8. Tabungan aset, misalnya beli logam mulia atau perhiasan emas
  9. Tabungan Darurat
  10. Tabungan Receh yang kalau sudah terkumpul banyak disetorka ke salah satu dari 9 pockets sebelumnya. 


Untuk kebutuhan rutin, sambung dia, sejak awal menikah ia mencatat pengeluaran rutin selama tiga bulan pertama. Hal itu dilakukannya untuk melihat rerata pengeluaran harian dan bulanan. Dengan cara itu, ia mengetahui berapa besaran pengeluaran tiap bulan.


"Jadi, kapan saja ada transferan, biasanya masuk ke 1-2 pockets itu yang kita namai sendiri," ungkap Dosen Fidikom UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.


Arnis menambahkan bahwa rekening debet tempatnya untuk kebutuhan harian. Sementara celengan-celengan itu yang perlu disimpan untuk kebutuhan tambahan.


Jalan menabung
Kandidat doktor University of South Australia ini memegang prinsip bahwa jika ingin apa saja harus menabung, bukan mencicil melalui kredit.


"Jadi ya nyelengi gitu. Kalau pengen beli kendaraan atau perhiasan, aku tabung dulu," tandasnya.


Saat ditanya ketika ada kebutuhan mendadak sementara terjadi limitasi dana, maka cara mengantisipasinya Arnis akan mengambil dari pocket tabungan darurat. Jikalau kebutuhan besar sekali, maka ia berani menjual atau menggadaikan logam mulia atau perhiasan emas yang ia miliki.


"Tapi, sejak menikah rasanya Allah malah memudahkan jalan rezeki. Ibaratnya meski di rumah, income datang dari mana saja. Kebutuhan publikasi orang-orang kan banyak. Saya bisa jadi editor, reviewer, dan penerjemah sekaligus," ungkapnya seraya bersyukur.


Oleh karena itu, agar tidak terjadi lesu darah di tengah jalan, Arnis memiliki sejumlah solusi, yaitu

  1. Perencanaan yang baik dengan cara membagi pendapatan ke beberapa pos pengeluaran
  2. Tidak mengandalkan ke satu sumber pendapatan
  3. Jika ada pengeluaran mendadak, bisa mengambil dari pos tabungan darurat
  4. Banyak sedekah agar seberapa pun sedikit atau banyak rezeki kita, rasanya berkah dan mberkahi (membawa berkah)
  5. Belajar bilang tidak.


"Tambahkan sumber pendapatan yang lain seperti usaha, jualan, layanan, dan lain-lain," tutur perempuan kelahiran Jember, 24 Februari 1988 ini terkait solusi kedua.


"Tidak pada godaan Shopee, pada godaan diskon di mal, pada ajakan teman untuk shopping atau ngafe di akhir bulan," jelas Arnis terkait solusi kelima.


"Intinya, kontrol diri dari pengeluaran yang tidak esensial," pungkas Arnis.