Nasional MUKTAMAR KE-34 NU

Cerita Bupati Sumedang yang Hadiri 6 Kali Muktamar NU secara Berturut-turut

Kam, 23 Desember 2021 | 17:15 WIB

Cerita Bupati Sumedang yang Hadiri 6 Kali Muktamar NU secara Berturut-turut

Bupati Sumedang H Dhony Ahmad Munir (ketiga dari kanan). (Foto: NU Online)

Lampung Tengah, NU Online

Bupati Sumedang H Dhony Ahmad Munir bersama istrinya yang berpakaian Muslimat NU tampak berjalan kaki di belakang barisan Pasukan Inti Pagar Nusa dan Banser. Ia berjalan dengan agak tergesa meninggalkan lokasi pembukaan Muktamar ke-34 NU di Pondok Pesantren Darus Sa’adah. Sesekali telapak tangan melindungi matanya dari silau sengat matahari. Butir-butir keringat berlelehan di wajahnya.


Ia mengaku hadir ke muktamar NU bukan karena permintaan siapa-siapa, melainkan jiwanya sebagai Nahdliyin.

 

Dalam darahnya mengalir perjuangan kakeknya, KH Muhammad Syatibi Imam Masjid Agung Sumedang, Rais Syuriyah PCNU Sumedang, dan sempat menjadi Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat. Sementara ayahnya adalah seorang pendiri sekaligus Ketua IPNU pertama Sumedang.


“Ini muktamar ke-6 yang saya hadiri,” katanya sembari tetap berjalan di belakang barisan Pagar Nusa dan Banser. 


Ia mengaku mulai menghadiri muktamar NU semasa berstatus mahasiswa, yaitu pada Muktamar Ke-29 NU di Cipasung, Tasikmalaya pada 1994. Lalu Muktamar ke-30 di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri (Jawa Timur) pada 1999; Muktamar Ke-31 di Asrama Haji Donohudan, di Boyolali (Jawa Tengah) pada 2005; Muktamar ke-32 di Asrama Haji Sudiang, Makassar (Sulawesi Selatan) pada 2010; Muktamar ke-33 NU di Jombang pada 2015, dan muktamar kali ini yang berlangsug di Lampung Tengah. 


“Saya sudah terbiasa mengikuti muktamar. Jadi kalau ada muktamar itu seolah-olah menjadi kewajiban saya menghadirinya,” katanya, “mencari barokah,” katanya.


Bupati yang pernah jadi aktivis IPNU, PMII, dan GP Ansor ini mengaku bahagia mengikuti muktamar karena bisa melihat dan bertemu dengan ulama-ulama dari seluruh Nusantara. 


“Lebih dari itu silaturahim dengan teman-teman,” katanya sembari menanggapi seseorang yang menyapanya. 


Ia mengaku, karena perhelatan akbar ini berjalan 2 hari, dirinya akan tetap berada di Lampung Tengah sampai selesai muktamar. 


“Ya, kumpul-kumpul bersama sahabat-sahabat,” pungkasnya. 


Pewarta: Abdullah Alawi 

Editor: Fathoni Ahmad