Nasional

Cerita Pasangan Gen Z Mantap Akhiri Lajang melalui Program Nikah Massal

NU Online  ·  Sabtu, 28 Juni 2025 | 19:00 WIB

Cerita Pasangan Gen Z Mantap Akhiri Lajang melalui Program Nikah Massal

Pasangan Gen Z yang menikah muda (Foto: Suwitno/NU Online)

Jakarta, NU Online
Nikah massal yang diadakan oleh Kementerian Agama RI menciptakan sebuah cerita sepasang pengantin muda yang tampak sumringah. 

 

Jilan Rizalullaah Sugiarto (21) sebagai mempelai pria, sementara pasangannya Firli Dani Firliva (22) kini resmi menyandang status suami-istri. Keduanya Gen Z yang memutuskan mengakhiri masa pacaran selama tiga tahun dan memilih jalur pernikahan massal sebagai titik awal hidup baru.


Jilan mengaku menikah muda bukan karena keterpaksaan, tapi karena kesadaran dan keberanian untuk memulai hidup bersama, tanpa membebani diri dengan gengsi.


“Info nikah massal ini awalnya dari status WhatsApp teman, terus kami cek di Instagramnya buat pastiin. Setelah diskusi dan kompromi, langsung daftar ke KUA,” ujar mempelai pria usai mengikuti program "Nikah Massal: Cinta dalam Ridha Ilahi" di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat pada Sabtu (28/6/2025). 


Pasangan ini memutuskan untuk tidak menunda pernikahan hingga tahun depan. Rencana awalnya adalah intimate wedding, tapi ketika tahu bahwa Nikah Massal di Masjid Istiqlal menawarkan legalitas, efisiensi, bahkan bantuan modal usaha, mereka pun bulat mempercepat niat suci itu.

 

“Daripada nunggu tahun depan, setahun lagi, mending sekarang aja. Secara nilai, nikah massal ini sama aja kayak intimate wedding yang kita rencanain, malah lebih bermanfaat dan berkah karena dibantu negara,” ujar Firli.

 

Di saat sebagian anak muda gamang menghadapi realitas rumah tangga, pasangan ini justru melangkah mantap. 

 

“Yang penting kita siap mental. Lebih baik sah sekarang daripada terus main-main enggak jelas,” kata Firly.

 

Pernikahan massal ini bukan sekadar seremoni berjamaah. Dari proses pendaftaran, verifikasi data, hingga prosesi ijab kabul, semua dilakukan secara resmi dan profesional. Bahkan, kata mereka, sempat bingung juga saat awal mencari informasi karena minim publikasi digital.

 

“Tapi setelah langsung tanya ke KUA, semua dibantuin. Berkas disiapkan, verifikasi dicek, dan kami tinggal ikuti prosesnya,” jelas Jilan.


Selain sah di mata agama dan negara, pasangan ini juga mendapat modal usaha sebesar Rp2,5 juta, fasilitas menginap di hotel untuk malam pertama, dan bahkan tata rias profesional.


“Kalau kita nikah sendiri di Istiqlal, bisa habis 10 juta. Tapi ini semua gratis. Jadi ya lumayan banget,” ujar Firly.


Modal usaha itu pun sedang mereka rencanakan untuk dimanfaatkan secara produktif. “Masih didiskusikan sih. Tapi ini kesempatan bagus banget buat memulai hidup bareng,” kata Firly.


Pasangan ini pun berharap program nikah massal diperluas dan diadakan lebih rutin.


“Semoga ke depannya bukan cuma 100 pasang, tapi bisa 200 bahkan lebih, supaya makin banyak yang terbantu,” kata Jilan.


Mereka juga menitip pesan untuk generasi muda lain yang masih ragu menikah karena persoalan biaya atau mental.


Pasangan Usia termuda pada nikah massal ini yaitu Rio Maenaky (19) yang menikah dengan Nazua Syakinah (19) dari kota depok dan Teguh Maulana (19) dengan Laila Masfufah (19) dari Kota Bekasi, Sedangkan pasangan usia tertua yaitu Supriyadi Yanuar (64) dengan Susiati (54) yang berasal dari Kota Jakarta Timur.