Cerita Sopir Ojek Daring yang Orderannya Naik Saat Muktamar
Kam, 23 Desember 2021 | 13:20 WIB
Nahdliyin yang menonton pembukaan Muktamar Ke-34 NU melalui layar yang terpasang di beberapa titik, Rabu (22/12/2021). (Foto: Panitia Muktamar)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Bandarlampung, NU Online
Malam terus mendekati tengahnya. Lapangan Saburai, Bandar Lampung yang menjadi tempat bazar masih cukup ramai dipadati oleh Nahdliyin dari berbagai wilayah Nusantara pada Rabu (22/12/2021) malam. Mereka hadir dalam rangka memeriahkan Muktamar Ke-34 NU.
NU Online bergerak menuju pementasan wayang di Sport Center Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung. Jarak dari Lapangan Saburai Enggal ke UIN Raden Intan berkisar 8,7 km dengan waktu tempuh sekitar 20 menit menurut peta Google.
Untuk menuju ke tempat tersebut, NU Online mencoba memesan ojek daring mengingat ketiadaan angkutan umum. Sempat kesulitan karena lama diterima oleh sopir ojek, akhirnya ada yang menerimanya.
Edi Hariyanto, nama sopir ojek daring itu. Dalam perjalanan menuju kampus peraih penghargaan lingkungan terbaik itu, NU Online berbincang-bincang dengannya.
Beberapa ruas jalan di Bandar Lampung mengalami kemacetan di beberapa titik, terutama di dekat lokasi-lokasi Muktamar Ke-34 NU, seperti di Universitas Lampung, UIN Raden Intan Lampung. Hal serupa juga terjadi di Pondok Pesantren Darussa’adah di Gunung Sugih, Lampung Tengah. Lalu Lalang masuk keluar kendaraan, khususnya di persimpangan membuat kemacetan memang tidak terhindarkan.
Di tengah jalanan malam yang masih padat itu, Edi menceritakan bahwa pemesanan antaran ojek daring di hari-hari biasa hanya memperoleh paling banyak 15 kali pemesanan. Namun sejak tiga hari lalu, ketika Muktamirin mulai berdatangan, paling sedikit ia memperoleh 20 kali pemesanan sepanjang hari.
Biasanya, ia menunggu pesanan di dekat sebuah pusat perbelanjaan yang menjadi spot orang-orang ramai. Namun hari-hari terakhir ini, ia dan rekan-rekannya tidak lagi mangkal, melainkan menyebar tidak menentu mengingat ketika baru menyelesaikan antaran, langsung mendapat pesanan baru. Hal demikian membuatnya semangat untuk mengais rezeki.
"Sudah gak mangkal lagi. Ke mana-mana kalau sekarang," kata pria Lampung yang berorang tua asal Jawa itu.
Sudah pasti, pendapatan pun meningkat. Biasanya, ia maksimal mendapatkan Rp150 ribu. Paling tidak, tiga hari terakhir Edi mendapatkan Rp200 ribu, bahkan bisa lebih dari itu.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menjadikan Diri Pribadi Taat melalui Khutbah dan Shalat Jumat
2
Khutbah Jumat: Anjuran Berbakti kepada Orang Tua dalam Islam
3
Khutbah Jumat: Inspirasi Al-Fatihah untuk Bekal Berhaji ke Baitullah
4
Apa Itu Dissenting Opinion dan Siapa Saja Hakim yang Pernah Melakukannya?
5
Harlah Ke-74: Ini Asas, Tujuan, dan Lirik Mars Fatayat NU
6
Kajian Lengkap Kriteria Miskin bagi Pekerja dalam Bab Zakat
Terkini
Lihat Semua