Nasional

Cerita Ustadz Yusuf Mansur Jadi Penghafal Al-Qur'an dengan Wasilah Shalawat Nariyah

Ahad, 4 Juli 2021 | 04:00 WIB

Cerita Ustadz Yusuf Mansur Jadi Penghafal Al-Qur'an dengan Wasilah Shalawat Nariyah

Foto: Ustadz Yusuf Mansur (instagram/yusufmansurnew) 

Jakarta, NU Online

Shalawat Nariyah merupakan salah satu amalan yang banyak diamalkan, terlebih para Nahdliyin di tengah kasus pandemi Covid-19 yang kian melonjak.

 

Shalawat yang satu ini, tidak kalah populernya di kalangan warga NU. Khususnya dalam menghadapi problem hidup yang sulit dipecahkan, maka tak ada jalan lain selain mengembalikan persoalan pelik itu kepada Allah. Dan shalawat Nariyah adalah satu satu jalan mengadu kepada-Nya.

 

Dalam kegiatan pembacaan shalawat Nariyah dan doa untuk keselamatan bangsa dari wabah yang diselenggarakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara virtual pada Sabtu (3/7) malam, Ustadz Yusuf Mansur menceritakan keajaiban yang diperoleh setelah mengamalkan shalawat Nariyah.

 

"Tidak banyak orang yang tahu, shalawat Nariyah inilah yang dengan izin Allah menjadi wasilah saya untuk menghafal Al-Qur'an," tutur Ustadz Yusuf Mansur.

 

Selain itu pula, shalawat Nariyah juga lah yang kemudian membawa Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Qur'an itu  keluar dan terbebas dari tahanan penjara.

 

Kala itu, ayah dari Wirda Mansur mendekam di penjara sebab suatu masalah. Dan saat itu juga tidak memiliki uang, jarang dijenguk keluarga, bahkan keluarga pun sudah melepaskan dirinya.

 

"Jadi, waktu itu sudah terbentang di depan saya, pasti akan kembali ke kejaksaan, sebab sudah P21. Setelah dari kejaksaan mesti kemudian menjalani hukuman," ungkap Ustadz Yusuf Mansur.

 

Tak banyak yang dilakukan keluarga saat itu, lanjut penulis buku Mencari Tuhan yang Hilang, sang Ayah hanya memintanya untuk mengamalkan shalawat Nariyah, sebab tak ada shalawat yang lebih hebat selain shalawat Nariyah.

 

"Karena memang tidak ada yang bisa dilakukan lagi selain itu, dan waktunya juga sangat longgar. Waktu itu saya hajar dengan shalawat Nariyah sebanyak 1444 kali selama 14 hari," tutur Ustadz Yusuf Mansur.
 

Kurang lebih 40 butir kertas yang dilipat sebagai pengganti tasbih menemani Pendiri Yayasan Wisata Hati Grub itu selama dua minggu. Dengan izin Allah, ia pun takjub melihat perubahan yang didapat.

 

Sejak itu, makanan yang ia peroleh sangat berbeda dari yang lain, bukan lagi nasi cadong, melainkan nasi padang, pecel lele, ayam. Setiap hari selalu berganti.

 

"Memang shalawat Nariyah ini membuat pelakunya istimewa, dari makanan saja sudah beda dari yang lain," tegasnya.

 

Di periode 14 hari bersama shalawat itu pula yang kemudian membuka hidayah dengan izin Allah untuknya kembali berazam kepada Allah Jalla Jallalu. Mengutarakan kepada Allah dengan shalat dua rakaat.

 

"Jadi waktu itu saya berdoa kepada Allah, Ya Allah izinkan saya menjadi penghafal Qur'an, tapi tolong bereskan dulu urusan saya.  Alhamdulillah, semua kelar atas izin-Nya," ungkap Ustadz Yusuf Mansur.

 

Baginya tak ada shalawat yang lebih gacoan, kecuali shalawat Nariyah. Shalawat ini juga yang mengantarkan dirinya untuk menikah.

 

Kontributor: Disisi Saidi Fatah
Editor: Kendi Setiawan