Nasional

Dampak El Nino, 6 Provinsi Diprediksi Alami Karhutla dan Kekeringan 

Sel, 8 Agustus 2023 | 21:30 WIB

Dampak El Nino, 6 Provinsi Diprediksi Alami Karhutla dan Kekeringan 

Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Prasinta Dewi (Foto: BNPB)

Jakarta, NU Online
Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Prasinta Dewi mengatakan BNPB telah melakukan berbagai upaya dalam mengantisipasi El Nino Tahun 2023. Beberapa langkah dan strategi dilakukan bersama dengan lintas kementerian/lembaga dan kerja sama dengan pemerintah daerah.

 

Mengutip Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi puncak fenomena iklim El Nino akan memicu cuaca panas ekstrem di Indonesia pada Agustus-Oktober 2023 dan akan berlanjut hingga awal 2024.

 

“Adapun sejumlah daerah yang akan terdampak cukup parah akibat adanya El Nino, di antaranya Sumatera bagian tengah hingga Selatan, Riau bagian Selatan, Jambi, Lampung, Banten, hingga Jawa Barat,” ujar Prasinta pada kegiatan Focus Group Discussion Antisipasi Menghadapi Musim Kemarau dan Bencana Kekeringan Tahun 2023, di Ruang Serba Guna, Gedung Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (7/8/2023).

 

Prasinta juga menyebutkan beberapa daerah yang terdampak El Nino dan memiliki potensi bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

 

“Ada 6 provinsi prioritas yang telah menetapkan status tanggap darurat dalam penanggulangan karhutla antara lain Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah,” jelas Prasinta sebagaimana dalam rilis yang diterima NU Online, Selasa (8/8/2023).

 

Prasinta juga menyampaikan bahwa BNPB telah memberikan dukungan kepada Pemerintah Provinsi Papua Tengah sebagai upaya penanganan darurat bencana kekeringan dan cuaca dingin ekstrem, salah satunya mengirimkan bantuan logistik dan peralatan total sebanyak 5.228 kilogram.

 

Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan daerah-daerah tersebut mengalami kondisi El Nino yang cukup parah karena mengalami fenomena hujan yang sangat kecil sehingga akan berdampak pada kekeringan.

 

“Ada beberapa hal yang perlu diwaspadai sejak Agustus hingga Oktober 2023 mendatang,” tutur Ardhasena.

 

Dengan adanya El Nino yang cukup parah di daerah-daerah tersebut, katanya, selain diprediksi dapat membuat kekeringan, juga akan memicu gagal panen di sektor pertanian.

 

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyiapkan sejumlah langkah struktural yang dilakukan guna menekan dampak kekeringan yang ditimbulkan oleh fenomena El Nino.

 

Menurut data Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, sejumlah daerah di Indonesia saat ini telah memasuki kondisi kekeringan. Seiring dengan hal itu, KemenPUPR telah menyiapkan upaya struktural dan upaya non-struktural sebagai antisipasi dampak bencana kekeringan pada 2023.

 

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko menjelaskan sejumlah upaya struktural yang tengah dilakukan di antaranya, pembangunan sebanyak 13 bendungan lanjutan pada 2023. Adapun, pembangunan 13 bendungan tersebut yaitu Cipanas, Karian, Sepaku Semoi, Keureuto, Rukoh, Jlantah, Tiu Suntuk, Lausimeme, Sidan, Leuwikeris, Temef, Pamukkulu dan Ameroro.

 

PUPR juga melaporkan bahwa pihaknya akan melakukan revitalisasi dan pengelolaan 15 danau prioritas, pembangunan 37 sumur bor baru di 19 provinsi serta melakukan rehabilitasi pada 25 sumur bor eksisting di 11 provinsi.

 

“Ditjen SDA juga telah melaksanakan operasi dan pemeliharaan 1.338 embung, 317 situ, 923 sungai, 3,01 juta hektar daerah irigasi dan telah melakukan rehabilitasi sebesar 412.541,51 hektar jaringan irigasi,” ungkap Jarot.


 
Kementerian Pertanian juga memprediksi adanya sejumlah lahan pertanian yang mengalami gagal panen dalam beberapa bulan ke depan. Ini merupakan imbas dari kekeringan dan puncak siklus El Nino pada Agustus sampai Oktober 2023 di Tanah Air.