Nasional

Dana Solidaritas untuk Riyanto sebagai Kampanye Toleransi

Sen, 30 Desember 2019 | 06:30 WIB

Dana Solidaritas untuk Riyanto sebagai Kampanye Toleransi

Akun media sosial (medsos) “Katolik Garis Lucu” (@KatolikG) melakukan penggalangan dana untuk Riyanto, anggota Banser yang wafat saat mengamankan bom di Gereja Eben Haezer, Mojokerto, Jawa Timur pada malam Natal 24 Desember 2000 silam. (Foto kuburan alm. Riyanto: Twitter @KatolikG)

Jakarta, NU Online
Akun media sosial (medsos) “Katolik Garis Lucu” (@KatolikG) melakukan penggalangan dana untuk Riyanto, anggota Banser yang wafat saat mengamankan bom di Gereja Eben Haezer, Mojokerto, Jawa Timur pada malam Natal 24 Desember 2000 silam.

Aksi tersebut diinisiasi guna membuka ruang solidaritas seluruh masyarakat dan mengampanyekan semangat toleransi di tengah berbagai ragam isu perpecahan yang mengatasnamakan agama. 

Karenanya, akun medsos Katholik Garis Lucu mengenang kembali alm. Riyanto yang merupakan sosok yang istimewa dan pantas disebut sebagai Pahlawan Toleransi. Pasalnya, pria yang lahir pada 19 Oktober 1975 itu telah mengorbankan diri untuk keselamatan umat yang sedang merayakan malam Natal ketika itu.

"Terhadap jasa dan pengorbanan Riyanto beserta Banser lainnya, tak henti kami selalu bersyukur dan berterima kasih. Mereka telah menjadi "martir" perdamaian sehingga kami dapat beribadah dengan tenang dan damai," kata pengelola akun medsos Katholik Garis Lucu sebagaimana ditulis dalam siaran pers yang NU Online terima.

Penggalangan dana yang ditargetkan mencapai Rp50 juta rupiah sejak dimulai pada 8 Desember 2019 itu berhasil melebihi target, bahkan dua kali lipatnya, tepatnya Rp106.271.102 (seratus enam juta dua ratus tujuh puluh satu ribu seratus dua rupiah). Perolehan tersebut didapat dari  1007 donatur yang berpartisipasi.

"Setelah dipotong biaya administrasi di kitabisa.com menjadi Rp. 100.201.620 (seratus juta dua ratus satu ribu enam ratus dua puluh rupiah)," catatnya.
 
Pada mulanya penggalangan dana ditujukan untuk keluarga alm. Riyanto. Akan tetapi seiring perkembangan waktu, atas beberapa pertimbangan dan masukan dari banyak pihak serta kesediaan keluarga Riyanto, dana yang terkumpul dapat dibagi kepada beberapa sahabat Banser dan korban bom lainnya di Mojokerto. Sukarmin, ayah Riyanto, dengan lapang dada dan senang menyetujui ide tersebut dan bersedia membagi donasi yang terkumpul kepada rekannya yang lain. 

Adapun pembagian dana donasi sebagai berikut: 

Pertama, keluarga Riyanto Rp 50 juta. Kedua, Amir Sagiyanto, sahabat Riyanto yang bertugas di gereja yang sama dan cacat pada matanya akibat ledakan bom yang menewaskan Riyanto, Rp 20 juta.

Ketiga, Subandi Rp5 juta. Keempat, Hartono Rp5 juta. Kelima, Wulyono alm Rp5 juta. Keenam, keluarga alm Martinus Bandi Winarko, seorang Misdinar yang meninggal akibat ledakan bom di gereja St Yoseph Mojokerto tahun 2000, Rp10 juta. Ketujuh, Banser Mojokerto Rp5,2 juta.

Katholik Garis Lucu berharap kebaikan semua pihak yang telah turut berdonasi senantiasa diberkati Allah dan menjadi daya dorong pihak lain untuk membangun solidaritas sosial sebagai sarana perwujudan iman.

Harapan lainnya agar semua umat beragama, khususnya di Indonesia, saling peduli satu sama lain dan saling membantu sebagai sesama anak bangsa. Dengan demikian, hidup bermasyarakat di tengah keberagaman agama dan kepercayaan di Indonesia ini semakin diperkaya dengan semangat toleransi sebagaimana dicontohkan oleh alm. Riyanto.

Adapun kegiatan penyerahan donasi diselenggarakan pada Ahad, 29 Desember 2019, pukul 11.00 WIB di Gereja Katolik St Yoseph Mojokerto, Jawa Timur.

Pewarta: Syakir NF
Editor: Muchlishon