Danarto di mata publik dikenal sebagai seorang sastrawan dengan karya-karyanya yang tak biasa. Di mata orang-orang dekatnya, pria yang perupa itu juga dikenang sebagai orang yang dermawan.
Sapardi Djoko Damono, sastrawan yang dekat dengannya, mengungkapkan bahwa Danarto tak pernah mengambil uang hadiah sayembara yang diperolehnya.
"200 juta Rupiah, 150 juta Rupiah. Dia gak mau uang itu," kata Sapardi saat menjadi narasumber pada Bincang-bincang dengan tema Membedah Pemikiran Danarto dari Berbagai Perspektif di Hall Student Center, UIN Jakarta, Jalan Ir H Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Senin (29/4).
Menurutnya, uang itu ia bagikan ke orang-orang yang kebetulan berada di Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini, Jakarta. Orang-orang yang makan di TIM ia bayari semua.
"Makan seminggu di sana gratis," ujar guru besar sastra Universitas Indonesia itu pada kegiatan yang digelar dalam rangkaian Pekan Apresiasi Sastra dan Drama (Pestarama) Jilid 4.
Hal serupa diungkapkan oleh Budayawan Radar Panca Dahana. Saat malam lebaran tiba, ia datang ke rumah Danarto bersama anak dan istrinya sembari membawa rendang masakan istrinya.
"Saya tahu, Mas Dan pasti sendirian," ucap Radar menceritakan kenangannya bersama sastrawan sufi itu.
Saat hendak pulang, ia ditahan sebentar. Sastrawan kelahiran 1941 itu pun masuk kembali ke rumahnya dan mengambil sebuah amplop tebal dan diserahkan kepada Radar. Ia pun tercengang.
"Udah cepetan, pulang," kata Danarto kepada Radar setelah menyerahkan amplop itu.
Danarto, jelas Radar, menjelaskan bahwa ia telah berjanji kepada dirinya sendiri, jika lukisannya laku, sebagian hasil penjualannya akan diserahkan ke Radar.
Saat tiba di rumah, amplop itu pun ia buka. Mata istrinya pun berbinar. Lima juta Rupiah ada dalam genggamannya dari amplop tersebut.
Kegiatan yang digelar oleh Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga menghadirkan Sastrawan Acep Zamzam Noor dan Wakil Sekretaris Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Abdullah Wong. (Syakir NF/Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
4
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
5
Khutbah Jumat: Merajut Kebersamaan dengan Semangat Gotong Royong
6
Buka Workshop Jurnalistik Filantropi, Savic Ali Ajak Jurnalis Muda Teladani KH Mahfudz Siddiq
Terkini
Lihat Semua