Nasional

Dekan FEB Unusia: Indonesia Miliki Potensi Kajian Akuntansi Nusantara Sangat Luas

Sel, 16 Agustus 2022 | 09:00 WIB

Jakarta, NU Online

Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) berkolaborasi dengan Forum Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi (FAME) Indonesia menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema Akuntansi Nusantara: Peluang dan Tantangan Penelitian, Senin (15/8/2022).


Dekan FEB Unusia Taufik Hidayadi​​​​​​​ menyebutkan, Indonesia memiliki potensi kajian Akuntansi Nusantara yang sangat luas dan beragam. "Kita mempunya banyak sumber mengenai kajian Akuntansi Nusantara di masa lampau. Mungkin dari zaman kerajaan masa lampau, atau praktik-praktik di masa kolonial," jelas Taufik saat sambutan pembukaan.


Ia mencontohkan, sebelum ada Nahdlatul Ulama ada Nahdlatul Tujjar yaitu perkumpulan saudagar yang bergerak di bidang bisnis, jadi gerakan bisnis tidak lagi asing di kalangan Nahdliyin.


"Salah satu kajian Akuntansi Nusantara juga ditulis oleh Kaprodi Akuntansi Unusia soal Akuntansi Bugis," beber Taufik.


Ia mengatakan beberapa waktu lalu ia berdiskusi dengan BRIN yang akan kerja sama dengan stakeholder di 28 kota di Tiongkok yang akan membuat heritage tentang Laksamana Chenghua. Kemungkinan akan dikerjasamakan juga dengan Fakultas Islam Nusantara Unusia yang pernah dan masih berlangsung riset jalur rempah di Indonesia.


Penelitian jalur rempah juga berkaitan dengan aktivitas transaksional, pertukaran barang yang masuk dalam ruang lingkup bisnis. "Tentu ini adalah peluang penelitian yang bisa dieksplor dalam kajian Akuntansi Nusantara," tegas mahasiswa Doktoral Universitas Indonesia.


Karena itu webinar tersebut adalah momen yang sangat tepat untuk menggali tema-tema riset yang bersinggungan dengan kearifan lokal yang dekat dengan akuntansi.


Sekretaris Prodi Akuntansi Unusia, Habsyah Fitri Aryani mengatakan secara umum akuntansi dikenal sebagai ilmu pasti dan hitung-hitungan. Akan tetapi, dalam perkembangannya akuntansi juga dikenal sebagai ilmu sosial.


"Akuntansi akan terus mengalami perubahan tergantung di mana dan oleh siapa yang menerapkannya, jika ada perbuhan sosial maka akan terpengaruh terhadap praktik akuntansi," lanjutnya.​​​​​​


Sementara itu Ketua FAME Indonesia Prof Yuliansyah dalam pengantarannya menyebutkan peluang penelitian akuntansi Nusantara banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif, karena banyak banyak berbicara masa lampau. 


"Saya saat menempuh pendidikan S3 saya di bimbingan oleh Profesor yang meneliti akuntansi masa lampau di Australia sebelum tahun 1900-an. Penelitian kualitatif mengandalkan data primer dengan mengumpulkan sejumlah naskah masa lampau yang berkaitan dengan topik penelitian, termasuk Akuntansi Nusantara," beber Guru Besar Unila.


Ia juga menyebutkan tema riset mengenai Akuntansi Nusantara misalnya bagaimana manajemen kontrol sistem pada zaman Kerjaan Majapahit dan pada masa kerjaan Islam pertama di Indonesia.


Editor: Kendi Setiawan