Nasional HARI SANTRI 2020

Di Tengah Pandemi, Pesantren Harus Jadi Pionir 'Jihad Ekonomi'

Sab, 24 Oktober 2020 | 06:00 WIB

Di Tengah Pandemi, Pesantren Harus Jadi Pionir 'Jihad Ekonomi'

Pesantren berhubungan erat dengan masyarakat. Para santri dan pesantren harus mampu menjadi motor penggerak serta menjadi sentra ekonomi kerakyatan. (Foto: NU Online/M Romzy Ahmad)

Jakarta, NU Online
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengajak para santri dan pesantren untuk saling gotong royong membantu pemerintah dalam akselerasi pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19. Santri harus menjadi sumber inspirasi terhadap daya tahan dan daya mampu ekonomi untuk terus berkreasi di dalam cobaan Covid-19.

 

"Karena ini merupakan salah satu wujud jihad dalam memberdayakan dan meningkatkan kapasitas perekonomian masyarakat kita. Karena sebaik-baiknya manusia ialah manusia yang paling bermanfaat bagi masyarakat," katanya saat berbicara pada webinar bertajuk Akselerasi Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pesantren dan Komunitas dalam rangka Hari Santri Nasional, Kamis (22/10)

 

Pesantren, lanjutnya, mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat. Karenanya ia menaruh harapan besar kepada para santri dan pesantren di seluruh Indonesia untuk mampu menjadi motor penggerak serta menjadi sentra ekonomi kerakyatan. 

 

Untuk mendukung harapan ini pun jelasnya, pemerintah telah mengalokasikan anggaran Rp2,6 triliun untuk memulihkan perekonomian di pesantren. 

 

Kemandirian pesantren

Sementara pada kesempatan yang sama Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan bahwa Akselerasi Ekonomi Kerakyatan berbasis Pesantren dan Komunitas merupakan refleksi tanggung jawab bersama untuk mewujudkan kesejahteraan dan masa depan yang lebih baik bagi rakyat Indonesia.

 

Kemandirian 28.194 pesantren dengan 18 juta santri di Indonesia,  yang umumnya dibangun dengan swadaya masyarakat, juga merupakan modal besar yang diharapkan dapat memberikan layanan terintegrasi

 

"Melalui program ini diharapkan pesantren dapat berkontribusi dalam kebangkitan UMKM dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional," jelasnya.

 

Ia menyebut bahwa langkah nyata yang dilakukan adalah sepeti pengembangan keuangan syariah di pesantren melalui Bank Wakaf Mikro (BWM), Baitul Maal Wat-Tamwil (BMT), dan penguatan kewirausahaan santri (santripreneur).

 

Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin yang juga hadir pada acara tersebut mengungkapkan harapan serupa agar pesantren dapat menjadi pionir dalam akselerasi ekonomi kerakyatan berbasis pesantren dan komunitas dengan mendorong kebangkitan UMKM dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional serta pembangunan ketahanan pangan.

 

Dukungan pemerintah melalui program ketahanan pangan berbasis pesantren, seperti Urban Farming Pesantren, Green Waqf dan lain-lain. Urban Farming Pesantren adalah program bagi pesantren yang berada di perkotaan yang memiliki lahan terbatas. Sedangkan Green Waqf merupakan program wakaf produktif di sektor pertanian dan perikanan yang hasilnya dimanfaatkan oleh pesantren dan masyarakat miskin sebagai penerima manfaat.

 

"Pemerintah menyambut baik dan mengapresiasi berbagai inisiasi pengembangan ekonomi kerakyatan dan ekonomi syariah berbasis pesantren dan komunitas. Ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat," harapnya.

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan