Nasional

Dilema Pilih Istri atau Ibu? Begini Penjelasan Prof Quraish

Rab, 21 September 2022 | 21:00 WIB

Dilema Pilih Istri atau Ibu? Begini Penjelasan Prof Quraish

Profesor Muhammad Quraish Shihab. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online

Pertanyaan klasik yang sering jadi buah simalakama alias boomerang dalam rumah tangga adalah ketika seorang suami dihadapkan dengan pilihan antara istri dan ibu, mana yang harus didahulukan?


Menurut Profesor Muhammad Quraish Shihab pertanyaan tersebut adalah pertanyaan retoris, alias kalimat yang tidak memerlukan jawaban. Pasalnya, antara istri dan ibu, keduanya sama-sama patut diutamakan.


“Saya memilih tidak menjawabnya. Tapi ada (saja) orang yang tidak bijak menjawab begini, istri bisa diganti tapi ibu tidak bisa. Menurut saya itu salah,” ujar cendekiawan muslim jebolan Universitas Al Azhar, Kairo itu, dalam Kajian bersama Quraish Shihab, dikutip NU Online, Rabu (21/9/2022).


Pendiri Pusat Studi Al Qur’an (PSQ) itu menegaskan, istri dan ibu bukanlah pilihan. Keduanya mempunyai peran yang berbeda, tidak perlu membanding-bandingkan, tidak perlu juga harus saklek memilih salah satu karena dua-duanya punya porsi masing-masing.


“Karena keduanya harus sama-sama dicintai dan diutamakan,” terang penulis buku Pengantin Al Qur’an itu.


Bagi Prof Quraish, menghargai istri sama pentingnya dengan menghormati ibu sendiri. Usahakan selalu berdiskusi dan melibatkan istri ketika hendak mengambil keputusan yang berkaitan dengan orang tua (ibu/bapak) kedua belah pihak.  


Misalnya, jika mau mengunjungi orang tua atau pun memberikan hadiah kepada orang tua, lakukan kesepakatan bersama pasangan dan libatkan pasangan. Karena, orang tua Anda adalah orangtua pasangan juga. Berikan penjelasan dan diskusi bersama.


“Bagaimana Anda melakukan kegiatan sehingga ibu Anda senang dan istri juga demikian. Lakukan cara ini, misalnya jika Anda mau memberi sesuatu kepada ibu Anda, usahakanlah lewat tangan istri Anda. Jangan Anda yang memberikannya, supaya terjalin tali kasih antara keduanya,” terang penulis buku Lentera Hati itu.


Intinya, tambah Prof Quraish, hal yang terbaik yang dapat dilakukan seorang laki-laki adalah bersikap bijak dan tidak mempertentangkan antara posisi istri dan ibu.


“Jadi, jangan dipertentangkan lagi, dua-duanya sama pentingnya,” imbuh mufasir kelahiran Rappang, 16 Februari 1944 itu.


Melansir artikel NU Online, Apakah Boleh Mengutamakan Nafkah Istri daripada Ibu Kandung? dijelaskan, amanah untuk memperlakukan ibu/orang tua dan istri dapat diamalkan sekaligus tanpa mengabaikan salah satunya. Kedua dalil ini tidak perlu dipertentangkan. Ini yang disebut tariqhatul jam‘i.


Imam An-Nawawi menerangkan, seseorang tidak berdosa ketika mengutamakan istri daripada ibunya sejauh ia memenuhi kewajiban nafkah bila nafkah ibunya berada di dalam tanggung jawabnya.


“Tetapi jika harus memilih, ia dapat mengutamakan nafkah istrinya dengan tetap menjaga perasaan ibunya,” jelas Imam Nawawi dalam kitabnya, Fatawal Imamin Nawawi, hal 150.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin