Nasional HAJI 2022

Dokter NU Sebut Penyebab Tingginya Angka Kematian Jamaah Haji

Rab, 8 Juni 2022 | 22:00 WIB

Dokter NU Sebut Penyebab Tingginya Angka Kematian Jamaah Haji

Ilustrasi jemaah haji. (Foto: Dok. Setkab)

Jakarta, NU Online
Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI melaporkan, dalam waktu 15 tahun terakhir nyaris tidak ada penurunan angka kematian jamaah haji Indonesia yang signifikan, yakni 2 mil per tahun.


Jika diakumulasikan dari kuota jamaah 221 ribu maka sekitar 300-400 jamaah meninggal per tahun. Lantas apa penyebabnya?


Dokter Spesialis Penyakit Dalam Nahdlatul Ulama (NU) dr Syifa Mustika menyebutkan bahwa penyakit saluran pernapasan dan jantung masih menjadi penyebab utama wafat jamaah haji.


“Sejauh ini, penyebab tersering itu adalah penyakit jantung dan gangguan pernapasan akut, bisa dibilang penyakit-penyakit kronis,” kata dr Syifa lewat keterangan yang diterima NU Online, Rabu (8/6/2022).


Menurut dr Syifa, kedua penyakit itu muncul berkaitan dengan kegiatan fisik berlebihan yang dilakukan oleh para jamaah haji.


“Jadi, itu memang penyakit yang sudah diderita jamaah diperparah dengan kegiatan fisik berlebih,” ucap anggota Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) itu.


Biasanya, kata dia, angka kematian meningkat ketika mendekati puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Infeksi pernapasan menjadi kasus yang menonjol sebagai penyebab kematian.


“Itu mengapa di waktu-waktu tersebut para jamaah diimbau untuk menjaga kesehatan ekstra,” terang dr Syifa.


Bahkan, lanjut dia, sekalipun di luar waktu-waktu tersebut para jemaah terkadang tetap memaksakan diri untuk mengerjakan ibadah sunnah. Padahal mereka sudah tahu punya penyakit jantung dan pernapasan.


“Misalnya melakukan umroh sehari sampai dua kali. Padahal, sebelum berangkat jamaah tentu mengetahui riwayat penyakit masing-masing dari hasil skrining. Fakta inilah yang kadang tidak disadari oleh jamaah,” jelasnya.


Butuh fisik kuat
Dokter Syifa menjelaskan juga bahwa kondisi fisik menjadi penting karena rangkaian ibadah haji sangat padat sehingga membutuhkan fisik yang kuat.


Alasannya, karena rangkaian ibadah yang dijalankan cukup padat, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, banyak berjalan kaki, dan harus berdesak-desakan karena banyaknya jamaah dari segala penjuru dunia.


“Kondisi tubuh itu tetap membutuhkan waktu pemulihan yang cukup setelah melakukan aktivitas fisik yang panjang dan berat,” katanya.


Sebagai informasi, melansir Kompas.tv, petugas Haji Kementerian Agama menyiapkan 5 posko untuk memastikan kesehatan dan keamanan jamaah selama menjalankan ibadah di Madinah, Arab Saudi.


Sejumlah petugas disebar untuk memberikan bantuan bagi jamaah yang membutuhkan. Empat pos tersebar di gerbang utama yang kerap dilewati jamaah dari hotel yang ada di Madinah.


Satu posko lagi ditempatkan di dalam masjid, di mana petugas kesehatan dan perlindungan jamaah tersebar di area Raudhah yang kerap dipadati jamaah.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Musthofa Asrori