Nasional HAJI 2022

DPR RI Minta Kemenag Pertahankan Pelayanan Haji di Tahun-Tahun Berikutnya

Sel, 28 Juni 2022 | 23:45 WIB

DPR RI Minta Kemenag Pertahankan Pelayanan Haji di Tahun-Tahun Berikutnya

DPR RI meminta Kemenag untuk mempertahankan penyelenggaraan Haji di tahun-tahun berikutnya. (Foto: MCH)

Jakarta, NU Online

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) meminta Kementerian Agama (Kemenag) untuk dapat mempertahankan penyelenggaraan haji di tahun-tahun berikutnya. Pasalnya, pelayanan haji di tahun 2022 ini mendapatkan respons yang positif dari jamaah yang mereka temui, selain berbagai hal yang memang disaksikannya secara langsung.


Karenanya, DPR RI mengapresiasi pelayanan haji yang telah diberikan Kemenag setelah melakukan pengecekan lapangan ke beberapa lokasi di Kota Makkah. “Kami melihat dan ngobrol, para jamaah asal Indonesia sangat senang sekali dengan fasilitas yang diberikan,” kata Abdul Wahid, Anggota Komisi VIII DPR sekaligus ketua rombongan, usai melihat kondisi jamaah haji di Al Kiswah Tower, wilayah Jarwal, Makkah, Selasa (28/6/2022).


Rombongan DPR RI yang dipimpin Wahid terdiri dari sembilan orang yang merupakan gabungan komisi mulai dari Komisi VIII, IX, serta Komisi I.


“Tadi para jamaah memuji pelaksanaan haji tahun ini. Kamar hotel misalnya, sangat nyaman satu jamaah satu bed. Kamar mandi juga bagus. Katering juga enak cita rasa Indonesia, ada buah-buahan juga di setiap makan,” ujarnya.


Begitu juga untuk transportasi, keberadaan bus shalawat yang melayani jamaah 24 jam dari seluruh hotel ke Masjidil Haram PP juga diapresiasi. “Ya bus shalawat 24 jam sangat membantu jamaah, juga kesehatan standby 24 jam. Pelayanan bagus, kami tinggal minta ke jamaah jaga kesehatan terutama menjelang puncak haji,” ujar politisi dari daerah pemilihan Jawa Tengah II ini.

 


Sementara itu, Hotel Al Kiswah Tower yang menjadi tempat kunjungan anggota DPR kali ini merupakan hotel yang menampung jumlah jamaah haji terbesar. Setidaknya, ada 24.900 jamaah berada di hotel dengan empat tower ini. Jarak hotel dengan Masjidil Haram juga hanya 1 km.


Usai mengunjungi Al Kiswah Tower, para anggota DPR ini lantas mengunjungi lokasi katering Al-Mutamayizzun yang selama ini mendapatkan tugas untuk menyediakan makanan untuk 5.500 jamaah.


Karena jumlah jamaah haji mencapai 100 ribu jamaah, PPHI Arab Saudi memang membagi pelayanan makanan ke beberapa katering. Al-Mutamayizzun, misalnya, dikontrak khusus hanya untuk sarapan dan makan siang.


“Kami di sini juga memiliki tiga chef asli Indonesia. Jadi citarasa masakan bisa khas Indonesia. 50 pekerja di dapur kami mayoritas juga orang Indonesia,” kata Lutfi Fathani, pemilik Katering Al-Mutamayizzun.


Dalam kesempatan itu, Lutfi juga sempat memperkenalkan seorang koki asal Tangerang, Banten. Koki ini sudah 15 tahun tinggal di Arab Saudi dan telah 10 tahun bekerja di Al-Mutamayizzun.


Usai melihat dapur, aneka sayur, daging dan buah-buahan untuk jamaah yang disediakan di Al-Mutamayizzun, rombongan anggota DPR ini lantas melanjutkan kunjungannya ke terminal bus Syieb Amir. Ratusan bus shalawat berjajar siap menyambut jamaah usai menjalankan ibadah di Masjidil Haram. Bus di Syieb Amir melayani jamaah dari hotel yang berada di tiga sektor, yakni sektor 2 Syisyah; lantas sektor 3 Raudhah; dan sektor 4 Jarwal.


Dari terminal, kunjungan dilanjutkan untuk melihat Hotel Sagreyah yang ada di Raudhah. Hotel ini khusus untuk jamaah Aceh dan Medan.


Sama dengan di Al Kiswah Tower, para anggota DPR ini juga mendapati kepuasan dari para jamaah. “Alhamdulillah makanannya enak. Sehari tiga kali, rasanya juga khas Indonesia. Dapat buah juga. Hotelnya juga nyaman,” ujar Siti Maryam, jamaah asal Aceh.


Sementara itu, selain rombongan yang dipimpin Wahid hari ini juga ada rombongan DPR lainnya yang dipimpin Diah Pitaloka. Rombongan ini juga melakukan kunjungan ke beberapa hotel yang digunakan jamaah asal Indonesia. “Kita lihat makanan, komposisi proteinnya, sejauh ini bagus. Juga saya lihat petugas haji cukup aktif. Prinsipnya sejauh ini pelayanan bagi jamaah haji Indonesia bagus,” katanya.


Editor: Syakir NF