Nasional NGAJI TASAWUF

Dua Kebahagiaan bagi Orang yang Berpuasa

Kam, 30 April 2020 | 09:00 WIB

Dua Kebahagiaan bagi Orang yang Berpuasa

KH M Luqman Hakim. (Foto: screenshoot Youtube SufiNews Official)

Jakarta, NU Online
Bernilai ibadah yang mampu mengantarkan seseorang meraih predikat takwa, puasa juga menyimpan banyak manfaat dari sisi medis. Puasa juga mampu mengasah nalar dan naluri, jasmani dan rohani.

Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor, Jawa Barat, KH M Luqman Hakim mengungkapkan sabda Nabi Muhammad SAW yang mengatakan, "Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan: bahagia ketika berbuka dan bahagia ketika bertemu Allah."

“Makna sufistiknya, berbukanya para Sufi adalah pesta ruhani di bulan suci. Sejak ia berpuasa, ia bertemu Allah. Karena ia berpuasa dari segala hal selain Allah SWT,” jelas Pakar Tasawuf ini lewat unggahan twitternya @KHMLuqman seperti dikutip NU Online, Kamis (30/4).

Berkaitan dengan puasa, Kiai Luqman mengutip sebuah Hadits Qudsi berbunyi: “Setiap amal manusia kembali padanya, kecuali puasa. Maka sesungguhnya puasa itu untukKu, dan Aku sendiri yang membalasnya.”

“Hadits Qudsi di atas memberikan pesan berharga agar setiap orang bersikap ikhlas karena musuh terbesar seseorang adalah diri sendiri,” terang Kiai Luqman yang juga Direktur Sufi Center dan pengasuh pengajian tasawuf rutin lewat channel Youtube SufiNews Official.

Sementara itu, Pakar Tafsir Profesor Muhammad Quraish Shihab dalam kuliah subuh program Mutiara Hati, Ahad (26/4/2020) mengungkapkan, ibadah puasa adalah berupaya meneladani sifat Allah sesuai kemampuan kita sebagai manusia.

Allah tidak makan, minum, dan juga tidak memiliki pasangan. Menurut Quraish Shihab hal-hal itulah yang pertama diteladani oleh seorang Muslim dalam puasanya.

"Tetapi bukan hanya itu. Allah Maha Kasih, karena itu limpahkanlah kasih kepada sesama makhluk. Allah juga Maha Pengampun dan Pemaaf. Maka berilah pengampunan dan pemaafan kepada siapa yang bersalah," ungkap Quraish Shihab dalam kultumnya itu.

Dia Allah juga maha suci. Maka upayakanlah mewujudkan kesucian dalam hidup ini. Suci adalah gabungan tiga hal, yaitu baik, benar, dan indah. Beragama menurut sementara pakar adalah upaya manusia meneladani sifat-sifat Allah sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk.

Dalam hal ini, kekuasaan Allah baik dalam wujud ayat-ayat qauliyah (wahyu) maupun ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda alam) bisa menjadi washilah bagi manusia merenungi sekaligus memanfestasikan sifat-sifat Allah.

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muchlishon