Nasional

Empat Syarat Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh

Rab, 18 Maret 2020 | 04:45 WIB

Empat Syarat Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh

Ilustrasi pembelajaran online. (NU Online)

Jakarta, NU Online
Virus Corona yang mewabah akhir-akhir ini membuat pemerintah daerah di seluruh Pulau Jawa menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal itu dilakukan dengan media daring (online).

Pakar pendidikan Muhammad Zuhdi mengatakan efektivitas PJJ bisa dilihat setidaknya dari empat hal. "Untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh dan dalam jaringan sekurang-kurangnya memerlukan empat hal," katanya kepada NU Online pada Selasa (17/3).

Pertama, ketersediaan hardware dan software di dua sisi, yakni guru dan siswa. Kedua, ketersediaan jaringan internet yang stabil.
 
Ketiga, kesiapan guru dan siswa untuk menggunakan hardware dan software. Keempat, ketersediaan materi yang sudah didigitalisasi.

Persoalan utamanya adalah, katanya, PJJ harus dilaksanakan di rumah. Hal ini menuntut guru dan siswa untuk mandiri dalam menyiapkan perangkatnya.

"Ketersediaan perangkat tidak sepenuhnya bergantung pada sekolah atau madrasah, melainkan pada masing-masing guru dan siswa," kata Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Efektivitas PJJ, menurutnya, akan bergantung pada kesiapan di atas. Bila sekolah, guru dan siswa siap, tentu akan efektif.
 
"Tapi bila tidak siap, dengan empat kriteria di atas, tentu menjadi tidak efektif," kata alumnus Pondok Pesantren Al-Masthuriyah, Sukabumi, Jawa Barat itu.

Melihat hal tersebut, kesiapan sekolah, pelajar, dan tenaga pendidik di Indonesia sangat variatif. "Bisa dikatakan, sebagian siap, sebagian terpaksa siap, sebagian lainnya tidak siap," ujarnya.

Kebijakan ini tentu memberikan pengaruh terhadap pendidikan Indonesia. Bila siswa mampu memanfaatkan momentum ini dengan baik, menurutnya, PJJ akan menjadi modal buat mereka untuk bisa menjadi pembelajar mandiri di masa depan. 

"Apalagi modul-modul pembelajaran daring saat ini sudah banyak didesain untuk memenuhi kebutuhan siswa masa kini," katanya.

Pasalnya, di masa depan, model pembelajaran daring ini akan menjadi lebih dominan dari model konvensional tatap muka.
 
"Dengan begini juga, sekolah dan madrasah "dipaksa" untuk siap memanfaatkan teknologi informasi utk pembelajaran secara lebih luas," pungkas Zuhdi.

Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad