Nasional

Kiai Manan Sebut Tiga Kekayaan NU yang Kuatkan Organisasi

Sen, 16 Maret 2020 | 01:00 WIB

Kiai Manan Sebut Tiga Kekayaan NU yang Kuatkan Organisasi

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Manan Ghani. (Foto:NU Online/Syamsul Arifin)

Pringsewu, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Manan Ghani menyebut bahwa Nahdlatul Ulama memiliki tiga kekayaan yang semakin menguatkan jamiyyah terbesar di Indonesia ini. Kekayaan itu adalah para kiai, pengurus, dan amaliah NU. Tiga kekayaan ini merupakan aset yang berharga untuk tetap tegaknya NU.
Ā 
Pertama adalah para kiai yang merupakan pioner berdirinya Nahdlatul Ulama. Para kiai atau ulama merupakan para penerus para nabi yang memberi penerangan kepada umat.
Ā 
"Para kiai masjid dan mushala di desa-desa juga merupakan kekayaan NU yang harus diperhatikan dengan serius. Merekalah yang menjadi ujung tombak dalam dakwah Nahdlatul Ulama," kata Kiai Manan saat hadir di Kabupaten Pringsewu, Lampung, Sabtu (14/3) malam.
Ā 
Kekayaan kedua adalah para pengurus NU yang berperan mengelola organisasi menjadi teratur dan terarah. "Organisasi kalau nggak ada pengurus jadi kerumunan," ungkapnya pada pelantikan pengurus Majelis Wakil Cabang NU Kecamatan Adiluwih di Masjid Addakwah Desa Bandung Baru.
Ā 
Oleh karenanya ia mengingatkan para pengurus untuk dapat mengurus NU dengan baik, tidak malah menjadi urusan di NU. Para pengurus NU juga harus bergerak dan berkiprah maksimal untuk mewujudkan tujuan organisasi. "Ngapain jadi pengurus kalau nggak ngapa-ngapain," tegasnya.
Ā 
Kekayaan ketiga adalah amaliah Nahdlatul Ulama yang berkaitan erat dengan budaya di Nusantara. Amaliah NU menjadikan budaya Nusantara sebagai infrastruktur yang dapat berjalan berdampingan. Bukan dipertentangkan.
Ā 
Dengan pendekatan budaya dalam berdakwah dan beramaliah, para wali songo dan ulama mampu menjadikan Islam sebagai agama mayoritas di Nusantara ini.
Ā 
Pada kesempatan tersebut, Kiai Manan berpesan kepada para pengurus NU untuk dapat memaksimalkan kekayaan ini. Di antara langkah nyata yang dapat ditempuh adalah membuat program yang langsung bersentuhan dengan warga berupa program berbasis masjid.
Ā 
Masjid menurutnya harus dimaksimalkan potensinya karena masjid menjadi alamat jelas Nahdlatul Ulama. "Bapak-bapaknya di-NU-kan, ibu-ibunya dimuslimatkan, pemudanya diansorkan, pemudinya difatayatkan, pelajarnya di-IPNU-kan," katanya.
Ā 
Pentingnya memakmurkan masjid bagi warga NU ini sesuai dengan hikmah yang dapat dipetik dari perjalanan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Dalam peristiwa tersebut masjid menjadi tempat utama Isra' Nabi yakni dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Masjid juga merupakan bangunan pertama di muka bumi ini. "Mari bangun peradaban dari masjid," tandasnya.
Ā 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin