Lampung, NU Online
Kaum muda saat ini menghadapi begitu banyak tantangan mengingat arus globalisasi yang cukup deras talah membawa budaya luar masuk Indonesia. Melihat fakta demikian, Pengasuh Pondok Pesantren Minhadlul Ulum, Pesawaran, Lampung Gus Amin Udin mengingatkan kaum muda untuk memperhatikan empat hal agar punya peran untuk bangsa dan negaranya dalam menjaga peradaban.
Pertama, katanya, kaum muda perlu mematangkan spiritualitasnya. "Usahakan mematangkan spiritual kaum muda," katanya di Pondok Pesantren Minhadlul Ulum, Tegineneng, Pesawaran, Lampung, Jumat (18/10).
Sebagai kaum muda, katanya, perlu transfer spirit guna menjauhkan diri dari perilaku amoral. Sebab, kekuatan seseorang itu ada pada ketundukannya kepada Sang Ilahi.
"Pejabat korupsi karena lemahnya spiritualitas mereka. Jika mampu tunduk kepada Allah tidak akan melakukan apa yang dilarang-Nya," katanya.
Hal itulah yang disebut sebagai muroqobah, merasa selalu diawasi oleh CCTV (camera pengawas) Allah swt. Dengan begitu, niscaya kelak kaum muda akan tumbuh menjadi pemimpin amanah.
Kedua, lanjutnya, para pelajar perlu motivasi untuk terus belajar sampai mati. "Tidak ada manusia tinggi derajatnya mampu mengubah dunia tanpa dibekali ilmu, tidak ada pemimpin hebat tanpa pondasi ilmu," tegasnya.
Karenanya, lanjut Gus Amin, tidak mengherankan jika ayat pertama yang diturunkan oleh Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. adalah perintah membaca, Iqra’. “Artinya semua paling penting adalah mengawalinya dengan membaca. Baik tersurat maupun tersirat. Harus lebih dahulu membaca," jelasnya.
Ketiga adalah penanaman akhlak. Hal itu mengingat kaum muda masih bergelora nafsunya sehingga mudah terjerumus dalam kesesatan. "Moral kuat tidak mudah tergoda," ujarnya.
Hal tersebut sejalan dengan misi Rasulullah swt, yakni untuk menyempurnakan akhlak. Syekh Ahmad Syauqi Bik, kata Gus Amin, pernah mengungkapkan bahwa sesungguhnya kejayaan suatu bangsa terdapat pada akhlaknya. "Jika kehilangan akhlaknya tunggulah kehancuran bangsanya," jelasnya.
Terakhir, hal yang tak kalah penting adalah keterampilan pelajar. "Membekali pelajar dengan keterampilan life skill, berkompetisi dengan bangsa lain agar tidak tertinggal," ujarnya.
Pembekalan keterampilan ini, menurutnya, penting untuk menghadapi masa depan. Sebab, Rasulullah swt. pernah menyatakan sungguh Allah mencintai seseorang yang bekerja dengan profesional. Oleh karena itu, pelajar tidak boleh putus harapan, apalagi frustasi. Karena ada jantung yang terus berdetak, darah yang terus mengalir dan dada yang berkobar terus membara.
"Hari ini pelajar esok adalah pemimpin bangsa," pungkasnya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Kronologi Penembakan terhadap Guru Madin di Jepara Versi Korban
2
Silampari: Gerbang Harapan dan Gotong Royong di Musi Rawas
3
Sejarah Baru Pagar Nusa di Musi Rawas: Gus Nabil Inisiasi Padepokan, Ketua PCNU Hibahkan Tanah
4
NU Peduli Salurkan Bantuan Sembako kepada Pengungsi Erupsi Lewotobi
5
Hukum Mengonsumsi Makanan Tanpa Label Halal
6
Kekompakan Nahdliyin Inggris Harus Terus Dijaga
Terkini
Lihat Semua