Nasional DARI REDAKSI

FAQ: Kenapa Kompas Kiblat Bisa Berhenti atau Tak Akurat?

Ahad, 8 Mei 2022 | 10:30 WIB

FAQ: Kenapa Kompas Kiblat Bisa Berhenti atau Tak Akurat?

Fitur kompas digital merupakan ilustrasi pembantu dari derajat angka yang ditampilkan.

Untuk menentukan arah kiblat, seseorang yang jauh dari lokasi Masjidil Haram dapat menggunakan sejumlah cara, mulai dari (1) menghitung secara matematis, (2) berpedoman pada bayangan matahari saat momen rashdul qiblat, hingga (3) memanfaatkan kompas kiblat digital seperti yang ada di NU Online Super App.

 

Cara pertama tentu adalah cara yang paling rumit karena butuh keahlian ilmu falak. Penghitungan dilakukan menggunakan rumus segitiga bola atau yang dikenal dengan Spherical Trigonometri dengan mengetahui terlebih dahulu koordinat Lintang dan Bujur, baik Ka’bah maupun lokasi yang akan diukur. Meski agak rumit bagi sebagian orang, cara ini bisa dilakukan kapan saja tanpa mesti menunggu waktu khusus seperti momen rashdul qiblat (saat Matahari melintas persis di atas Ka’bah).

 

Cara kedua dan ketiga termasuk paling mudah. Berpatokan pada bayangan Matahari berarti seseorang harus menanti rashdul qiblat yang hanya terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 28 Mei (atau 27 Mei di tahun kabisat) sekitar pukul 16.18 WIB dan 16 Juli (atau 15 Juli di tahun kabisat) sekitar pukul 16.27 WIB. Jam-jam tersebut merupakan waktu dhuhur untuk kota Makkah.

 

Menggunakan kompas kiblat digital barangkali merupakan cara paling gampang di antara yang lain. Tinggal klik fitur tersebut, lalu jarum kompas akan memandu kita menuju arah Ka’bah di Makkah, Arab Saudi. Namun, sebagaimana dua cara sebelumnya, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada kasus kompas kiblat, masalah yang kadang muncul adalah jarum kompas yang bergerak ke arah yang kurang akurat atau bahkan tidak bergerak sama sekali.

 

Kenapa?

 

Jawaban atas pertanyaan ini sudah kami rangkum dalam FAQ (frequenly asked questions), pertanyaan yang umum diajukan, di app.nu.or.id/faq.

 

Fitur Kompas Kiblat di NU Online Super App dibangun dengan melibatkan sistem penghitungan matematis. Karena itu, pengguna selalu mendapati angka derajat sudut kiblat saat membuka fitur ini. Angka derajat yang tampil di NU Online Super App (misalnya, 294.15°) akan selalu akurat mengikuti titik lokasi pengguna. Nominal derajat tersebut adalah besaran sudut kemiringan dari arah utara, yang dihitung secara otomatis oleh sistem berdasar koordinat lokasi yang pengguna terapkan di aplikasi.

Sebagaimana aplikasi pada umumnya, fitur kompas digital merupakan ilustrasi pembantu dari derajat angka yang ditampilkan. Kompas ini sangat tergantung dengan banyak faktor agar dapat menampilkan ilustrasi dengan lancar dan akurat. Kendala tertentu akan menyebabkan jarum kompas tidak dapat berjalan lancar sehingga menghasilkan arah yang tidak sesuai dengan derajat yang ditampilkan atau bahkan berhenti.

 

Faktor tersebut bisa terjadi karena benda logam kuat yang berada di sekitar ponsel, SOC (processor) ponsel yang tidak support dengan teknologi yang digunakan pada aplikasi, atau juga karena sensor kompas yang berada di perangkat pengguna belum tersedia atau sudah mulai lemah.

 

Selain alasan di atas, teknologi kompas yang diterapkan di aplikasi memiliki beberapa kekurangan, yaitu masih belum sepenuhnya support untuk semua perangkat Android. Bagaimanapun, aplikasi ini hanya bersifat membantu, Anda tetap dapat menggunakan derajat yang ditampilkan pada aplikasi sebagai panduan arah kiblat dengan menggunakan perangkat lain.

 

Saran kami, jika kompas tidak dapat mengilustrasikan secara akurat, silakan tekan tombol "Arahkan Kiblat dengan Kamera" untuk menampilkan opsi ilustrasi lainnya.

 

(Mahbib Khoiron)