Nasional

Fatayat NU DIY dan BPIP Sosialisasikan Pembinaan Ideologi Pancasila

Ahad, 11 September 2022 | 17:30 WIB

Fatayat NU DIY dan BPIP Sosialisasikan Pembinaan Ideologi Pancasila

Anggota DPD RI asal Provinsi DIY Hilmy Muhammad (kedua kiri) saat berbicara dalam kegiatan Fatayat NU dan BPIP di Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Pengurus Wilayah (PW) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bekerja sama dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia mengadakan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila untuk Perempuan Penggerak Masyarakat, sabtu-Ahad, 10-11 September 2022.


Acara yang berlangsung di Aula Parangkusumo, Ros In Hotel Yogyakarta ini mengangkat tema Memperkuat Khidmah dan Sinergi Akar Rumput. Dalam kegiatan itu dibahas mengenai peran perempuan dalam pembangunan ideologi pancasila dan ketahanan bangsa.


Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Provinsi DIY Hilmy Muhammad, menjelaskan dalam perkembangan sejarah, perempuan tercacat memiliki peran penting. Yogyakarta misalnya memiliki sejarah panjang sebagai kota pergerakan.


Hal itu, kata dia, dapat dilihat dari berlangsungnya Kongres Boedi Oetomo dan Kongres Perempuan. Keduanya menyelenggarakan kongres pertamanya di Yogyakarta.


Kongres Perempuan pertama diselenggarakan dua bulan setelah Sumpah Pemuda. Sebab dua peristiwa ini, Yogyakarta juga dikenal sebagai kota pergerakan yang melahirkan tonggak kebangkitan bangsa.


“Umumnya, gerakan perempuan bertujuan untuk memperbaiki kedudukan sosial dan rumah tangga. Namun dalam perkembangannya, perjuangan politik makin meningkat dan menumbuhkan kesadaran nasionalisme kaum perempuan,” jelasnya.


Manifestasi kesadaran itu, kata dia, tercermin dalam Kongres Perempuan Indonesia yang diadakan di Gedung Joyodipuran Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928. Peristiwa bersejarah yang berlangsung pasca kemerdekaan Indonesia itu kemudian diperingati sebagai Hari Ibu, yaitu setiap 22 Desember.


Ia melanjutkan, terdapat beberapa contoh peran perempuan pada zaman dahulu dalam BPUPKI. Hal ini menujukkan bahwa perempuan sudah turut serta berperan dalam pelaksanaan kehidupan bernegara. Termasuk pada implementasi Pancasila, hingga hari ini, perempuan memiliki peran penting dalam mewujudkan Pancasila sebagai nilai-nilai luhur generasi penerus bangsa.


“Undang-Undang RI yang disusun juga mendukung perempuan, di antaranya UU HAM, UU Penghapusan Kekerasan Seksual dan lain sebagainya yang intinya mendukung hak-hak perempuan,” paparnya.


“Bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan. Maka tak lepas sebagai ibu dan calon ibu, perempuan menjadi agen terdepan dalam menanamkan ideologi Pancasila kepada anak-anak,” sambung Gus Hilmy, sapaan akrabnya.


Peran strategis perempuan
Senada, Ketua PWNU DIY Ahmad Zuhdi Muhdlor menyatakan peran strategis perempuan di lingkungan NU tampak jelas seperti pada geliat Banom, salah satunya Fatayat NU.


Ia menjelaskan, Fatayat NU sebagai organisasi penggerak perempuan Nahdlatul Ulama berperan menjaga nilai-nilai luhur Pancasila sebagai ideologi bangsa. Ia menambahkan, penanaman nilai agama terutama kepada anak haruslah sistematis.


“Perempuan sebagai guru pertama bagi anak-anak, karenanya yang memiliki peran utama dan kesempatan paling banyak untuk menanamkan karakter baik terutama terkait nilai-nilai pancasila kepada anak adalah seorang ibu,” paparnya.


“Ibu harus meyakinkan putra-putrinya bahwa melaksanakan Pancasila signifikan dengan pelaksanaan ajaran agama Islam ala NU,” tambah Zuhdi Muhdlor.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori