Fenomena Zaman Jahiliyah Modern menurut Kiai Anwar Zahid
Sen, 19 September 2022 | 09:00 WIB
Ahmad Hanan
Kontributor
Rembang,Ā NU OnlineĀ
Perkembangan zaman ke arah modern tidak selalu berdampak terhadap peradaban yang baik. Ada juga sikap seseorang saat ini yang justru menarik mundur jauh seperti halnya sikap atau kebiasaan orang-orang jahiliyah.
āAkhir-akhir ini kita mengalami zaman yang disebut dengan jahiliyah modern,ā ucap Dai Kondang KH Anwar Zahid saat mengisi Haul ke-118 RA Kartini yang dilaksanakan di Alun-alun Rembang pada Sabtu (17/9/2022) malam.Ā
Sebelumnya, sosok kiai asal Bojonegoro ini menyatakan bahwa perjuangan RA Kartini seperti apa yang diperjuangkan oleh Rasulullah dalam ajaran Islam, yakni mengentaskan perilaku wanita jahiliyah.
Dirinya kemudian memberikan penjelasan mengenai perilaku wanita jahiliyah yang sudah menjadi fenomena wanita-wanita zaman ini.
āApa tanda-tanda dan perilaku wanita jahiliyah? Pertama adalah wanita jahiliyah itu kalau ngomong kemayu, endel, tampil sebagai objek seksual. Maksud dari omongan kemayu adalah ucapannya rendah dan memancing birahi laki-laki,ā ujarnya.
āSehingga karena ucapannya itu, banyak lelaki yang punya niat jahat, banyak lelaki yang jadi piktor, pikirannya kotor. Maka perempuan jangan ngomong yang rendah. Ngomonglah yang bermutu dan berkualitas,ā tambahnya.
Kiai Anwar Zahid juga mengajak agar perempuan terbiasa mengenakan pakaian yang bagus, menutupi auratnya, agar dijauhkan dari niat jahat laki-laki yang kadang timbul karena cara perempuan dalam berpakaian.
Ciri kedua yang disampaikan olehnya adalah wanita jahiliyah itu tidak kerasan di rumah.
āMaka ayat Al-Qur'annya memerintahkan āwaqarna fii buyuutikunnaā, tetaplah kalian tinggal di rumah kalian. Maaf, wanita jahiliyah itu tidak kerasan tinggal di rumah. Lebih betah tinggal di luar rumah,ā tukasnya.
Tanda terakhir dari wanita jahiliyah adalah mereka tidak bangga saat menjadi seorang ibu. Hal ini seharusnya tidak terjadi pada wanita Islam. Menurutnya, wanita Islam adalah wanita yang bangga sebagai ibu dan harus memerankan tiga ibu secara terpadu.
āWanita jahiliyah, kalaupun dia mau menjadi ibu, hanya satu fungsi saja, yaitu ibu kandung saja. Padahal tugas mulia ibu dalam Islam itu ada tiga. Satu ibu kandung, dua ibu susu, dan tiga ibu guru,ā kata Kiai Anwar.
āMenjadi ibu kandung yang ikhlas, menjadi ibu susu yang tuntas, menjadi ibu guru yang cerdas, mendidik anak di usia emas agar anak-anak hebat dan berkualitas,ā lanjutnya.
Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Syamsul Arifin
Terpopuler
1
Hasil Sidang Sengketa Pilpres 2024: Seluruh Permohonan Anies-Muhaimin Ditolak MK
2
Ini Profil Delapan Hakim MK yang Putuskan Sengketa Pilpres 2024
3
Apa Itu Dissenting Opinion dan Siapa Saja Hakim yang Pernah Melakukannya?
4
Sidang Putusan MK, Berikut Petitum Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud
5
Lolos Perempat Final Piala Asia U-23, Lawan Berat Menanti Timnas Indonesia
6
Terkait Hasil Pemilu, PBNU Serukan Patuhi Putusan Mahkamah Konstitusi
Terkini
Lihat Semua