Nasional

Filolog Nusantara Siarkan Langsung Ngaji Manuskrip

Kam, 27 Juni 2019 | 05:30 WIB

Jakarta, NU Online
Guru Besar Filologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Oman Fathurahman akan menyiarkan langsung ngaji manuskrip (naskah kuno) pada Kamis (27/6) malam nanti, pukul 20.00 WIB.

Kegiatan yang berlangsung untuk kali ketiga itu akan mengambil tema "Bilad Jawah dalam Manuskrip Nusantara".

"Saya akan menyapa kembali para pecinta manuskrip Nusantara dalam #Ngariksa edisi ke-3, Bilad Jawah dalam Manuskrip Nusantara Kamis malam jam 20.00," terang Oman, Kamis melalui Twitternya @ofathurahman.

Kegiatan ini akan disiarkan langsung melalui Twitter @ofathurahman, Facebook Oman Fathurahman, dan Youtube di Ngariksa Channel. Hal itu dijadikan Oman Fathurahman sebagai platform untuk menyiarkan pengajian manuskripnya.

Programnya tersebut dinamai Ngariksa, sebuah akronim dari Ngaji Manuskrip Kuno Nusantara. Kata tersebut juga bukan tanpa arti. Oman sengaja mengambil diksi tersebut yang menurut bahasa Sunda berarti menjaga.

Staf Ahli Menteri Agama itu mengaku terinspirasi dari sosok Ulil Abshar Abdalla yang mengaji kitab Ihya Ulumiddin secara daring melalui akun Facebooknya.

"Saya terinspirasi sebetulnya oleh Gus Ulil," katanya saat mengisi Pelatihan Literasi Informasi bagi Generasi Milenial di Aston Kartika Hotel, Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat, Selasa (25/6) malam.

Para peserta itu mengetahui program pengajian tersebut. Gus Ulil memiliki brand pengajian itu. Kitab Ihya yang dikenal cukup berat itu dibuat ringan dengan disampaikan melalui daring.

Dalam acara tersebut, Oman bercerita bahwa Ngariksa yang dilakukannya pertama kali saat bulan puasa, sampai hari ini sudah ditonton oleh 33 ribu orang. "Banyak juga," katanya.

Oman juga mengungkapkan bahwa Juli nanti ia akan berangkat haji. Selama dua bulan di sana, ia akan menyempatkan diri Ngariksa tentang haji.

"Selama saya di sana, entah di Makkah atau Madinah, saya nanti mungkin akan rutin live menceritakan manuskrip-manuskrip yang menceritakan tentang haji, perjalanan haji sejak abad kelima belas, keenam belas. Tapi semuanya manuskrip," katanya. (Syakir NF/Fathoni)