Nasional

Gandeng LK3P UI, Kemenag Rilis Hasil Survei Indeks Literasi Al-Qur’an 

Kam, 12 Oktober 2023 | 20:45 WIB

Gandeng LK3P UI, Kemenag Rilis Hasil Survei Indeks Literasi Al-Qur’an 

Direktur Penais Ditjen Bimas Islam H Ahmad Zayadi saat berbicara kepada awak media di gedung Kemenag RI. (Foto: NU Online/Musthofa Asrori)

Jakarta, NU Online
Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam merilis Hasil Pemetaan Literasi Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) yang dilakukan di 34 provinsi. Rilis hasil pemetaan disampaikan oleh Direktur Penerangan Agama Islam (Penais) Ditjen Bimas Islam Kemenag, H Ahmad Zayadi, di Lt 3 Gedung Kemenag Jl MH Thamrin No 6 Jakarta.


Dalam sambutannya, Direktur Penais Kemenag Ahmad Zayadi mengatakan bahwa dalam rangka memetakan kemampuan masyarakat Indonesia dalam membaca dan menulis Al-Qur’an pada tahun 2023, pihaknya bekerja sama dengan Lembaga Kajian Kurikulum dan Kebijakan Pendidikan (LK3P) Universitas Indonesia.


"Survei ini mengambil sampel sebanyak 10.347 responden, sedangkan skor Indeks Literasi Al-Quran di tahun 2023 mencapai angka 66,038 (kategori tinggi)," ungkapnya pada Rabu (11/10/2023).


"Survei nasional bertema Potensi Literasi AL-Qur’an Masyarakat Indonesia ini merupakan yang pertama dilakukan oleh Bimas Islam. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana umat Islam bisa membaca kitab sucinya,” kata Zayadi.


Melalui kegiatan ini, pihaknya merasa perlu memiliki data tentang literasi ke-Al-Quran’an. “Ke depan ini menjadi penunjuk kebijakan kami dalam memasyarakatkan Al-Qur’an,” sambungnya.


Dalam paparannya, Direktur Riset Lembaga Kajian Kurikulum dan Kebijakan Pendidikan (LK3P) Universitas Indonesia (UI) Farhan Muntafa mengungkapkan teknik pengambilan sampel survei ini


Farhan juga menyebut, instrumen yang dikaji meliputi beberapa konstruk, di antaranya kemampuan literasi Al-Qur'an masyarakat, faktor demografi, faktor sosiologi, dan faktor kebijakan pemerintah.


Jangan sampai penelitian ini hanya akan menghasilkan data-data saja, tapi juga harus menjadi landasan untuk membuat kebijakan-kebijakan pembinaan masyarakat dalam meningkatkan literasi Al-Qur'an secara tepat dan rasional untuk dilakukan,” ungkap Farhan.


Hasil survei juga mengungkapkan data sebagai berikut:

  1. Responden perempuan (55,90%) memiliki skor Baca Tulis Quran (BTQ) lebih tinggi dari laki-laki (51,21%).
  2. Ketersediaan Mushaf di rumah responden: tidak tersedia (11.3%), tersedia dalam model cetakan lama (53.4%), dan cetakan baru (35.4%).
  3. 89,78% responden mengaku belum pernah mendapatkan bantuan mushaf dari Kementerian Agama, dan 5,28% responden pernah mendapatkan bantuan mushaf.
  4. 76,234 responden pernah mendapatkan program pembinaan literasi Al-Quran, dan 49,445 responden tidak pernah mengikuti kegiatan tersebut.
  5. 59,81% responden mendapat pembinaan literasi Al-Quran dari Organisasi Non Pemerintah (NGO), dan 20,25% mengaku mendapatkan pembinaan dari Kementerian Agama.
  6. 41,67% responden mengikuti program Maghrib Mengaji, dan 18,55% responden yang tidak pernah mengikuti kegiatan tersebut.
  7. Program Maghrib Mengaji signifikan berdampak terhadap peningkatan kompetensi Baca dan Tulis Al-Qur’an umat muslim di Indonesia.  Skor yang mengikuti program 78,9057, sementara yang tidak mengikuti 53,0033.