Nasional

Gibran Sebut Sudah Ada Investor Masuk ke IKN, Siapa Saja?

Jum, 22 Desember 2023 | 21:45 WIB

Gibran Sebut Sudah Ada Investor Masuk ke IKN, Siapa Saja?

Cawapres 2024. (Ilustrasi: NU Online/Aceng)

Jakarta, NU Online

Calon Wakil Presiden Republik Indonesia nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka menyebutkan bahwa pembiayaan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak hanya dari APBN, melainkan dari investor.


Menurutnya, tidak semua pembangunan infrastruktur dan sumberdaya manusia harus menggunakan APBN. Banyak yang gagal paham tentang pembangunan IKN, tidak 100 persen pembangunan IKN menggunakan APBN, yang digunakan hanya 20 persen. Sisanya adalah investasi dari swasta dan luar negeri.


"Nanti Prof Mahfud bisa dicek di google, sudah ada investor yang masuk, seperti Mayapada, Agung Sedayu," jelasnya, saat debat Cawapres, Jum'at (22/12/2023).


Menurut Gibran, para investor yang akan berinvestasi di IKN akan terus bertambah. Dikarenakan para investor tersebut masih melihat dan memperhatikan iklim politik Indonesia.


"Nanti akan tambah lagi. Mereka melihat stabilitas politik," imbuhnya.


Sebagai pembanding dari pernyataan Gibran, Kepala Otoritas IKN Bambang Susantono dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Kamis (21/9/2023) menyampaikan ke publik jika ada sepuluh konsorsium yang berinvestasi di IKN.


Sepuluh konsorsium yang dimaksud adalah Agung Sedayu Group, Salim Group, Sinar Mas, Pulauintan, Adaro Group, Barito Pacific, Mulia Group, Astra Group, Kawan Lama Group, dan Alfamart group.


Sementara itu, bila mengecek publikasi dari indonesia.go.id, dapat diketahui cukup banyak pihak yang berinvestasi ke IKN.  Pemerintah telah menerima 305 surat pernyataan minat investasi atau letter of intent (LoI) untuk IKN dari investor dalam dan luar negeri.


Dari jumlah ini, 172 LoI berasal dari investor domestik Indonesia, sedangkan 133 sisanya merupakan minat investasi asing, dengan Singapura, Jepang, Malaysia, dan China sebagai beberapa negara teratas yang menyatakan minatnya. Namun, secara spesifik tidak disebutkan Mayapada.

 

Dikutip dari BBC Indonesia, Kepala Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Andry Satrio Nugroho, mengatakan bahwa investor asing masih ragu untuk melakukan investasi langsung karena IKN masih berada di ambang ketidakpastian.


Ketidakpastian tersebut berasal dari pemilihan presiden yang akan diselenggarakan Februari 2024 mendatang, dengan masing-masing kandidat memiliki sikap berbeda terhadap kelanjutan IKN.


“Ini ada tiga kandidat calon presiden; yang satu melanjutkan, yang satu mungkin melanjutkan tetapi mungkin ada perubahan, lalu yang selanjutnya mengkaji ulang. Investor pasti akan ragu, ini siapa yang akan kepilih,” kata Andry.


Oleh karena itu, ia menilai para investor asing masih menunda keputusan mereka untuk berinvestasi. Hal tersebut terlihat dari faktanya investasi langsung yang masuk baru digelontorkan oleh investor lokal.


“Kalau investor lokal, mereka paham kondisi yang ada. Tapi investor asing merasa bahwa biaya politiknya masih terlalu besar bagi mereka,“ ungkapnya.


Selain itu, ia mengatakan keuntungan bisnis dari IKN itu sendiri baru akan terlihat setelah 20 hingga 30 tahun ke depan, bukan dalam waktu setahun atau dua tahun. Sebab, pemerintah masih harus meyakinkan masyarakat untuk berpindah ke IKN.