Nasional MENYAMBUT HARI GURU NASIONAL 2018

Guru Madrasah Ini Ciptakan Alat Peraga Tajwid Putar dan Faraid Putar

Sen, 19 November 2018 | 09:00 WIB

Yenni Agustina, guru inspiratif dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Model Lubuklinggau, Sumatera Selatan ini punya bakat di bidang seni lukis dan kaligrafi.

Bakat seninya itu juga berhasil ia “tumpahkan” ke dunia pendidikan dengan menghasilkan dua alat peraga pendidikan agama Islam yang cukup unik dan menarik: Tajwid Putar dan Faraid Putar. Karena ide kreatifnya ini juga, ia pernah dinobatkan sebagai guru kreatif inovatif tingkat nasional.

Tajwid Putar adalah media pembelajaran berupa karton yang termasuk dalam kategori media berbasis cetakan. Karton berbentuk lingkaran yang berdiameter 20 cm dilapisi lingkaran 18 cm dengan 2 sisi. Sisi pertama berwarna biru berisi hukum tajwid nun mati dan tanwin, sedangkan yang berwarna merah berisi hukum mim mati.



Cara pemakaian alat ini sangat mudah, yakni hanya dengan memutar tanda tunjuk dengan simbol tangan ke arah bertemunya huruf maka akan muncul pada lubang hukum tajwidnya. Selain mudah digunakan Tajwid Putar ini juga praktis dan mudah dibawa karena bentuknya yang simpel.

Tajwid Putar ini dapat digunakan sebagai alat peraga pada pembelajaran Al-Qur’an Hadits khususnya mengenai ilmu tajwid bagi pelajar TPA, MI, MTs dan MA, bahkan untuk kalangan umum. Alat ini bisa membantu para guru dan pendidik di lembaga yang yang mengajarkan dan mempelajari Al-Qur'an.

Tajwid Putar ini juga digunakan oleh Yenni Agustina dalam pembelajaran Al-Qur'an Hadits di kelas XI dan cukup berhasil. Kemampuan siswa meningkat dibanding sebelum menggunakan alat ini, khususnya indikator untuk mengetahui hukum tajwid. 



Kreasi yang lain adalah Faraid Putar. Sama seperti Tajwid Putar, alat peraga ini termasuk media berbasis cetakan, yang bahannya sederhana terbuat dari karton 2 lapis dengan diameter 22 dan 18 cm.

Berbentuk lingkaran dengan sisi paling luar berisikan para ahli waris dan bagian dalam keadaan ahli waris dan ketentuannya dengan lubang sebagai indikator petunjuknya. Cara menggunakannya cukup mudah hanya dengan menggeser arah tanda tunjuk sesuai ahli waris yang ditinggalkan akan didapat berapa bagian ahli waris tersebut.

Alat peraga Faraid Putar ini masih sederhana, rencananya akan dicetak dan diperbanyak agar semua siswa siswinya dapat menggunakannya dalam pembelajaran, seperti Tajwid Putar. Alat ini sudah digunakan dikalangan siswa di MA Negeri 1 Lubukklinggau dan juga kalangan umum sudah dijual bebas di toko buku Gramedia.



“Materi Faraid merupakan materi pelajaran yang cukup sulit karena mempelajari tentag ahli waris dan pembagiannya serta cara menghitung pembagian harta warisan yang ditinggalkan untuk ahli waris. Karena itu, saya menciptakan alat peraga berupa Faraid Putar, yang kemudian diteliti pengaruhnya terhadap motivasi siswa siswinya dalam mempelajari faraid. Karena siswa sering kesulitan ketika menentukan pembagian ketentuan ahli waris. Inilah yang melatarbelakangi dibuatnya alat peraga Faraid Putar,” katanya.

Yenni berharap karyanya ini dapat bermanfaat untuk orang banyak. Ia juga sudah mendaftarkan hak cipta intektual di HAKI Jakarta untuk 2 karyanya tersebut yaitu Tajwid Putar dan Faraid Putar. 

Atas ide kreatif ini Yenni Agustina, dinobatkan sebagai Guru Kreatif Inovatif Tingkat Nasional tahun 2010 oleh Kementerian Agama RI. Sementara hasil kreatifitasnya berupa kaligrafi, alat peraga, dan buku karya-karya juga membawanya sebagai juara 2 guru berprestasi tingkat provinsi Sumatera Selatan tahun 2013. (Red: Fathoni)