Nasional

Gus Aab Ungkap 10 Penyebab Doa Tak Terkabul 

Rab, 27 April 2022 | 19:00 WIB

Gus Aab Ungkap 10 Penyebab Doa Tak Terkabul 

“Paling tidak ada 10 hal yang menjadikan hati orang mukmin mati, sehingga ketika berdoa kepada Allah, dia belum siap untuk dikabulkan, belum bisa untuk mendapatkan ijabah dari Allah atas doa-doa yang dipanjatkan.”

Jakarta, NU Online

Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab) menjelaskan bahwa umat Islam dianjurkan untuk banyak berdoa kepada Allah. Bahkan Allah berjanji untuk mengabulkan seluruh doa, sebagaimana yang termaktub di dalam Surat Al-Baqarah ayat 186. 


Namun, Gus Aab berkisah, suatu ketika seorang sufi Ibrahim bin Adham pernah ditanya oleh orang-orang Kuffah. Ibrahim bin Adham ditanya mengenai doa yang kerap dipanjatkan oleh orang-orang Kuffah itu tetapi tidak pernah dikabulkan oleh Allah. Kemudian Ibrahim bin Adham menjawab bahwa tidak ada doa yang tidak dikabulkan Allah. Hanya saja, ada orang-orang yang belum siap doanya dikabulkan. 


“Paling tidak ada 10 hal yang menjadikan hati orang mukmin mati, sehingga ketika berdoa kepada Allah, dia belum siap untuk dikabulkan, belum bisa untuk mendapatkan ijabah dari Allah atas doa-doa yang dipanjatkan,” ungkap Gus Aab, dalam sebuah tayangan di TVNU (https://youtu.be/vyymx809CTY), diakses NU Online, Rabu (27/4/2022).  


Pertama, tahu bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang berhak disembah, lalu berikrar tiada tuhan kecuali Allah, tetapi justru tidak tahu cara bertuhan. Dengan kata lain, orang ini tidak mampu untuk memenuhi hak-hak Allah dan tidak beribadah dengan sepenuhnya kepada Allah.


Kedua, banyak membaca Al-Qur’an tetapi tidak mengamalkan isinya. Gus Aab mengatakan bahwa umat Islam, terutama di bulan Ramadhan, sangat semangat untuk membaca Al-Qur’an. Namun, bacaan-bacaan dilakukan masih sekadar tilawah, belum qira'ah.


“Jadi kalau tilawah itu hanya membaca lafalnya, alaupun telah dibaca dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Tetapi belum sampai pada qira'ah, membaca dengan merenungi dan memahami. Ini juga menjadi penyebab hatinya seseorang yang apabilanya hatinya mati doanya tidak terijabah oleh Allah,” jelas Gus Aab. 


Ketiga, mengakui bahwa iblis atau setan adalah musuh yang nyata. Tetapi pada saat yang sama, bisikan dan rayuannya masih selalu diikuti. Bahkan tidak pernah menolak ajakan setan. 


“Diproklamirkan kalau setan adalah musuh, tapi ajakannya tidak pernah ditolak, bisikannya masih diikuti, dan kadang-kadang dengan secara sengaja kita memang ingin dan nyaman untuk mengikuti bisikan dan rayuan iblis,” terangnya. 


Keempat, mengaku mencintai Rasulullah. Bahkan mengaku sebagai orang-orang yang membela Rasullah dan mendeklarasikan menjadi bagian dari barisan Rasulullah. Namun pada saat yang sama, tidak konsistem dalam mengikuti sunnah yang telah dipraktikkan Rasulullah. 


“Mengaku cinta kepada Rasulullah, teriak-teriak sebagai pembela Rasulullah, tapi tidak diwujudkan dan direalisasikan dengan melaksanakan sunnah Rasulullah. Itu adalah dakwah batil, pengakuan yang bohong, pengakuan yang tidak terbukti. Ini menjadi indikator bahwa hatinya mati sehingga doanya tidak diijabah oleh Allah,” ujar Gus Aab. 


Kelima, banyak memakan rezeki yang telah dikaruniakan Allah tetapi tidak mensyukurinya dengan baik. Gus Aab menjelaskan bahwa syukur yang dimaksud tidak sekadar perbuatan yang menunjukkan atas pengagungan kepada Zat yang memberikan nikmat, sebagaimana lazimnya syukur-syukur lughawi pada acara-acara tasyakuran.


“Ada syukur yang hanya diucapkan dengan lafadz alhamdulillah assyukrulillah. Itu masih syukur kecil. Yang dimaksud adalah syukur yang sebenarnya yaitu menggunakan nikmat yang diberikan Allah sesuai dengan tujuan penciptaannya. Kalau rezeki yang diberikan Allah tidak digunakan sebagaimana penciptaannya, apalagi dipakai untuk bermaksiat dan mendurhakai Allah maka orang ini hatinya mati,” terangnya. 


Keenam, mengaku ingin masuk surga, tetapi ketika ditunjukkan jalan menuju surga, tidak dicari dan tidak dikerjakan. Padahal, kata Gus Aab, Islam sudah menjelaskan secara benderang, mana jalan yang mengarah kepada surga dan neraka. 


Ketujuh, mengaku takut neraka tetapi tidak mau menghindarkan hal-hal yang bisa menjerumuskan ke neraka. 


“Kadang-kadang jalan yang menuju surga tidak dilalui, malah yang sering kita kerjakan adalah jalan yang menuju ke neraka. Ini ciri yang hatinya mati dan doanya tidak dikabulkan oleh Allah,” ungkap Gus Aab. 


Kedelapan, tahu bahwa kematian adalah akan terjadi, tetapi tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Mengutip hadits Rasulullah, Gus Aab menyebutkan bahwa orang yang cerdas adalah mereka yang paling banyak ingat mati dan akan mencari bekal untuk kehidupan setelah kematian. 


Kesembilan, sering mengebumikan orang mati tetapi tidak mengambil ibarah dari peristiwa tersebut. Seharusnya, lanjut Gus Aab, ketika mengantarkan jenazah ke liang lahat, umat Islam dapat menyadari bahwa seluruh harta yang dimiliki tidak akan dibawa setelah jasad berkalang tanah.


Kesepuluh, selalu sibuk dengan kesalahan orang lain dan mengoreksi kekurangan orang lain. Namun pada saat yang sama, melupakan kesalahan dan kekurangan diri sendiri. Inilah penyakit akut yang ada pada diri manusia. 


“Kita suka memperbincangkan kesalahan orang lain, padahal kesalahan kita lebih besar daripada kesalahan orang lain, tapi kita tidak pernah menyadari kalau itu menjadi kesalahan-kesalahan yang terus kita lakukan,” terang Gus Aab.


Gus Aab mengingatkan bahwa itulah sepuluh hal yang menyebabkan hati mati sehingga doa-doa yang dipanjatkan tidak dikabulkan Allah. Di bulan Ramadhan ini, ia menganjurkan agar umat Islam mampu menghindari sepuluh penyebab itu. 

“Bulan Ramadhan, kita dianjurkan berdoa kepada Allah. Di bulan ini, Allah menjanjikan doa semua hamba dikabulkan, tetapi kata Ibrahim bin Adham, bukan Allah tidak mengabulkan doa hamba-Nya, tetapi karena kematian hati para hamba yang menyebabkan doanya tertolak dan tidak dikabulkan oleh Allah,” pungkasnya. 


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Alhafiz Kurniawan