Nasional BULAN GUS DUR

Gus Baha: Ada Peran Mbah Hasyim di Balik Kehebatan Gus Dur

Ahad, 22 Desember 2019 | 05:00 WIB

Gus Baha: Ada Peran Mbah Hasyim di Balik Kehebatan Gus Dur

KH Ahmad Bahaudin Nur Salim (Gus Baha) saat mengisi ceramah di Haul ke-10 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. (Foto: NU Online/Syamsul Arifin)

Jombang, NU Online 
KH Ahmad Bahaudin Nur Salim (Gus Baha) saat hadir di Haul ke-10 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur menjelaskan bahwa kehebatan Presiden ke-4 RI itu tak bisa dilepaskan dari kiprah sang kakek Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari.
 
Hal ini bisa dilacak lewat Kitab Asy-Syaikh Hasyim Asy'ari; Wadli' Lubnat Istiqlali Indunisya (Syekh Hasyim Asy'ari; Penaruh Pondasi Kemerdekaan Indonesia) karya Muhammad Asad Syahab. Gus Baha dalam acara ini juga membawa langsung kitab tersebut dan membaca beberapa keistimewaan KH Hasyim Asy'ari.
 
Di kitab tersebut dijelaskan bagaimana Kiai Hasyim tidak memaksa seseorang untuk masuk Islam. Tapi pendiri Nahdlatul Ulama itu meminta seseorang tersebut untuk mempelajari hingga yakin baru masuk Islam. Hal lain tergambar juga dalam karakter Gus Dur yang tidak memaksa orang dalam beragama.
 
Pada tahun 1930-an Kiai Hasyim sering menerima tamu-tamu dari luar negeri, salah satunya yaitu orientalis dari Jerman. Kedatangannya untuk berdiskusi panjang dengan Kiai Hasyim. Karena keluasan wawasan dan kemodernan cara berpikir Kiai Hasyim akhirnya orang Jerman ini masuk Islam tanpa paksaan.
 
Dalam diskusi, Kiai Hasyim sanggup berbicara lewat logika lawan bicara lalu memasukkan pemikirannya secara pelan tanpa paksaan. Sehingga lawan bicaranya merasa nyaman.
 
Selain itu, menurut Gus Baha berdasarkan kitab di atas juga disebutkan bahwa KH Hasyim Asy'ari punya pergaulan yang luas hingga mancanegara. Ini juga ditiru Gus Dur yang punya begitu banyak teman dan sahabat baik di Indonesia maupun di luar negeri.
 
"Saya ingin bahas Gus Dur dari sisi lain Kehebatan Gus Dur berkaitan erat dengan kakeknya KH M Hasyim Asy'ari. Setiap kakek pasti mendo'akan keturunannya agar menjadi generasi yang baik (ذريةً طيبة)," jelasnya, Sabtu (21/12).
 
Ketika Kiai Hasyim berada di Mekkah, lanjut Gus Baha, tokoh Pendiri Pesantren Tebuireng inilah yang mengumpulkan para delegasi dari berbagai negara untuk merumuskan konsep bela negara melawan kolonialisme.
 
"Tebuireng adalah tempat perjuangan agama dan bangsa yang sudah mendunia sejak awal berdirinya, sebagaimana kisah Mbah Hasyim yang termaktub dalam kitab ini," jelasnya.
 
Secara khusus Gus Baha juga berpesan kepada santri Tebuireng dan Nahdliyin untuk mempelajari kitab karya Asad Syahab ini. Sangat aneh bila ada santri Tebuireng yang tidak paham kepribadian dan semangat juang dari KH Hasyim.
 
Bahkan secara langsung Gus Baha mewaqafkan Kitab Wadli' Lubnat Istiqlali Indunisya tentang Mbah Hasyim ini kepada santri Tebuireng. Ia juga mendiskusi hal ini kepada Pengasuh Tebuireng KH Salahuddin Wahid agar kitab karya tokoh Lebanon ini dikaji di Tebuireng secara rutin. "Semoga kitab ini dikaji di sini," tandasnya.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin