Nasional

Gus Dur Sosok Istimewa, Banyak Mengajarkan Nilai Kebajikan 

Ahad, 7 Januari 2024 | 18:00 WIB

Gus Dur Sosok Istimewa, Banyak Mengajarkan Nilai Kebajikan 

Hj Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid saat menghadiri Haul ke-14 Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Sabtu malam (6/1/2023). (Foto: Tangkapan layar Youtube Tebuireng Official)

Jombang, NU Online
KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur adalah sosok yang sangat istimewa di mata putrinya, Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid. Namun, ungkapan keistimewaan itu bukan karena dirinya menjadi anak seorang presiden. Justru, selama Gus Dur menjadi presiden, Yenny merasa biasa-biasa saja, tidak ada perlakuan istimewa kepada dirinya. 


"Saya sering dikomentari, enak ya jadi anaknya presiden. Bagi saya jadi anak presiden biasa saja, tidak ada yang istimewa," ungkapnya saat menghadiri Haul ke-14 Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Sabtu malam (6/1/2024).


Keistimewaan Gus Dur menurut Yenny Wahid karena selama hidupnya, Gus Dur konsisten mengajarkan nilai-nilai kebajikan dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan. Karena itu, Gus Dur bukan hanya menjadi ayah biologisnya, lebih dari itu Gus Dur adalah pemimpin yang sudah menjadi panutan bagi Yenny Wahid.


"Yang menjadi istimewa adalah menjadi putrinya Gus Dur, mau Gus Dur camat, mau Gus Dur presiden, mau Gus Dur orang biasa, mau Gus Dur guru madrasah, beliau bagi saya adalah sosok panutan yang banyak mengajarkan nilai-nilai kebajikan," ungkapnya.


Gus Dur juga mengajarkan tentang kesungguhan dalam berjuang. Ia tidak pernah surut memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan seperti keadilan, kesetaraan, dan lain sebagainya meski sarat dengan tantangan.


Demikian juga saat Gus Dur memperjuangkan nilai-nilai demokrasi tetap tegak dan berkualitas di Indonesia, Gus Dur konsisten hingga akhir hayatnya. Yenny menyampaikan, presiden ke-4 itu tidak jarang menerima tindakan intimidatif dari orang-orang yang merasa terganggu akan sikap Gus Dur.


"Kenapa Gus Dur menjadi pejuang demokrasi sampai rela waktu itu mendapatkan perlakuan intimidatif karena mengkritik pemerintah? Karena di sana ada prinsip-prinsip Islam, ada prinsip tentang hurriyah (kebebasan), ada prinsip tentang kesetaraan, dan yang paling utama adalah prinsip tentang keadilan," jelasnya.


Dengan segala upaya dan konsekuensi yang dihadapi, Gus Dur mampu melalui semua itu. Yenny Wahid menyampaikan, hal itu bisa terwujud karena doa dan ridha para masyayikh yang selalu mengiringi perjuangannya. 


"Karena mempertahankan prinsip-prinsip itu Gus Dur kemudian mendapatkan banyak tekanan. Tapi itulah, karena mendapatkan keberkahan dari kiai maka Gus Dur tetap terlindungi. Intimidasi yang terjadi tidak mematahkan semangat beliau," ujarnya.


Perihal lain yang membuat Gus Dur begitu istimewa di mata Yenny Wahid adalah sikapnya yang konsisten memperjuangkan hak-hak masyarakat. Ini dapat dilihat saat Gus Dur masih jadi presiden. Putra KH Abdul Wahid Hasyim itu menurutnya tidak pernah berpikir transaksional. Kebijakan-kebijakan yang dibuat selalu bertujuan untuk kesejahteraan rakyatnya.


"Gus Dur memastikan bahwa hidupnya adalah untuk masyarakat. Gus Dur tidak pernah berpikir transaksional saat berkuasa. Inilah yang kemudian membuat banyak orang terganggu kepentingannya. Padahal bagi Gus Dur, ya inilah hakikat menjadi seorang pemimpin. Yang paling penting menjadi pemimpin adalah kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.