Daerah

Di Era Digital, Kebaikan Perlu Mobilisasi dan Orkestrasi

Kam, 14 September 2023 | 21:00 WIB

Di Era Digital, Kebaikan Perlu Mobilisasi dan Orkestrasi

Ilustrasi: Maraknya media sosial perlu dimanfaatkan umat Islam untuk menyebarkan kebaikan (Foto: Freepik)

Pringsewu, NU Online
Di tengah bertebarannya konten-konten media sosial, masyarakat perlu bijak dalam menghadapinya. Tidak semua konten seperti informasi yang muncul bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Banyak konten-konten yang sengaja disebarkan dan diviralkan dengan motif-motif di belakangnya seperti motif ideologi, ekonomi, politik, dan lain sebagainya.


Terkait dengan masifnya konten media sosial khususnya terkait masalah agama, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung H Puji Raharjo mengajak umat Islam khususnya untuk melakukan upaya serius dalam meyebarkan kebaikan di media sosial.


“Kebaikan-kebaikan yang bisa mendatangkan kemaslahatan orang banyak perlu mobilisasi dan orkestrasi di media sosial,” katanya  saat menjadi pembicara pada Sarasehan Kebangsaan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pringsewu yang digelar di Hotel Urban Pringsewu, Kamis (14/9/2023).

 

Individu-individu umat Islam dan moderat dalam beragama harus mewarnai media sosial dengan memproduksi konten yang sesuai dengan keinginan dan ketertarikan masyarakat saat ini. Semisal mengolah konten pengajian atau kegiatan positif yang ada di sekitarnya dalam berbagai bentuk format.


“Pengajian bisa diolah videonya di Youtube atau Tiktok, fotonya di unggah Instagram, dan materinya diunggah di Facebook. Jangan begitu selesai pengajian, selesai pula kegiatannya tanpa diviralkan. Sekali lagi kebaikan perlu mobilisasi dan orkestrasi,” ajaknya pada acara bertema Moderasi Beragama dalam Berpolitik dan Berbangsa ini.

 

Ia mengingatkan jangan sampai orang-orang yang moderat ‘kalah’ dari mereka yang tidak moderat di media sosial. Kaum moderat tidak boleh hanya menjadi konsumen atau penonton saja di media sosial, namun harus menjadi produsen yang menghasilkan karya positif yang bisa dinikmati oleh orang banyak.

 

Dengan upaya ini, maka ia menilai berbagai tantangan dalam kehidupan keagamaan di era digital saat ini bisa diatasi.  Ia menyebut ada tiga tantangan utama dalam beragama di era digital saat ini yakni (1) berkembangnya cara pandang, sikap, dan praktik beragama secara berlebihan yang mengesampingkan martabat kemanusiaan, (2) berkembangnya klaim kebenaran subjektif dan pemaksaan kehendak atas tafsir agama serta pengaruh kepentingan ekonomi dan politik yang bisa memicu konflik, dan (3) berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa dalam bingkai NKRI.